Head of Corporate and Marketing Communication OT Group Harianus Zebua berbincang dengan warga korban gempa bumi usai aksi sosial korporat OT Peduli di wilayah Lombok Utara. OT menyalurkan bantuan kepada masyarakat korban gempa dalam bentuk biskuit, sembako, obat-obatan, perlengkapan bayi, air kemasan, pasta dan sikat gigi. Aksi sosial ini juga merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka ulang tahun OT ke-70 tahun. AKTUAL/Pool

Lombok Timur, Aktual.com – Warga terdampak bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, hingga kini terlihat masih banyak yang bertahan di kawasan pengungsian.

Dari pantauan di lapangan, Selasa (4/9), warga yang masih bertahan di kawasan pengungsian banyak terlihat di kanan kiri sepanjang jalur utama bagian Timur Pulau Lombok. Beragam bentuk dan warna tenda pengungsian terhampar di sejumlah tanah lapang.

Suasana pengungsian ini terlihat mulai dari Kecamatan Pringgabaya sampai Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, yang berbatasan dengan Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Bahkan tidak sedikit di antaranya warga dari kawasan perbukitan Kaki Rinjani, baru turun dan membuka tenda pengungsian di pinggir jalur utama bagian Timur Pulau Lombok ini.

Seperti kawasan pengungsian di pinggir jalur utama wilayah Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

“Mereka yang di sini ini (kawasan pengungsian) kebanyakan orang gunung sana, dari Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela. Mereka turun karena rumahnya pada habis roboh,” kata Sri Mariani, wanita paruh baya dari Desa Seruni Mumbul.

Begitu halnya dengan yang disampaikan Lukman, warga Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela. Lukman bersama warganya terpaksa turun dari area perbukitan meninggalkan pekarangan rumahnya dan pindah ke tanah lapang yang ada dipinggir jalur utama karena alasan logistik dan kondisi tanah yang rentan longsor.

“Di atas susah dapat logistik, takut juga ada longsoran, makanya baru ini kita turun, buat tempat baru,” ucap Lukman menjelaskan sembari memotong bambu untuk rangka tenda pengungsiannya yang baru.

Dengan memanfaatkan rangka bambu kering berlapis terpal yang nampaknya berasal dari bantuan donatur, kegiatan Lukman mewakili kesibukan warga yang ada di sejumlah titik pengungsian bagian Timur Pulau Lombok.

Tidak hanya alasan sulitnya menjangkau logistik, banyak juga warga pengungsian yang terlihat membenahi tendanya karena khawatir dengan hujan.

“Kita antisipasi hujan, yang bolong-bolong kita ganti. Buatkan gorong-gorong air juga biar tidak masuk tenda,” kata Saleh, warga Desa Bagik Manis, Kecamatan Sambelia.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: