Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman (tengah) bersama Paslon Capres - Cawapres no urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Paslon Capres - Cawapres no urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebelum debat penyampaian visi misi saat acara debat capres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). debat pertama dua calon presiden dan calon wakil presiden ini memaparkan visi dan misinya tentang isu penegakan hukum, korupsi, HAM dan terorisme. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Beberapa warga berharap calon presiden dan wakil presiden menunjukkan keberpihakan mereka pada lingkungan dengan mengemukakan visi, misi dan program jelas untuk memperbaiki lingkungan dalam debat kedua untuk pemilihan umum 2019.

“Yang aku harapkan dari debat capres ya ada calon yang benar-benar peduli dengan urgensi isu lingkungan,” kata Livy, warga Bekasi, Kamis (14/2).

Kepedulian terhadap lingkungan, menurut dia, antara lain bisa ditunjukkan dengan paparan rencana implementasi kebijakan proaktif untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Kalau seandainya seluruh masyarakat Indonesia digalakkan dengan mengurangi memakai sedotan dan kantong plastik ya lebih baik,” kata pekerja swasta itu.

“Dan memberi denda orang-orang yang buang sampah atau limbah di sungai,” ia menambahkan.

Livy juga berharap pemerintahan mendatang menyiapkan lebih banyak pusat krisis dan pusat penyaluran logistik di daerah rawan bencana supaya distribusi bantuan lebih terkoordinasi saat terjadi bencana.

Sementara Daniel Iskandar, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, berharap pada debat Minggu (17/2) para calon presiden dan wakil presiden menyampaikan program lingkungan yang implementatif.

“Aku juga pingin tahu dari capres, nanti apa aja nih infrastruktur yang harus dibuat untuk daerah yang rawan bencana,” ujar mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 jurusan hukum itu.

Eka Suananda, seorang karyawan swasta, ingin pemimpin Indonesia periode selanjutnya mengusut tuntas kasus perusakan lingkungan dan menghukum korporasi yang terbukti terlibat.

Aktor intelektual di balik kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap di sebagian wilayah Indonesia, ia mengatakan, mesti ditindak tegas.

“Ini malah konco-konconya yang dipenjara, otaknya, pengembangnya bebas berkeliaran,” katanya.

Tina, mahasiswi jurusan ekonomi di Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia, mengatakan saat ini bencana semakin sering terjadi, dan dampaknya semakin besar.

Para calon presiden dan wakil presiden, ia mengatakan, mesti menyampaikan solusi untuk mencegah dan menanggulangi bencana serta memperbaiki lingkungan dan mengekang perubahan iklim.

“Aku mau nya itu hukum lebih ditegakkan lagi bagi orang yang merusak lingkungan, contohnya seperti membuang sampah sembarangan di kali,” ujarnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin