Ustaz Abdul Somad memberi ceramah setelah ibadah sholat Subuh di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/1/2018). Kehadiran Ustad Somad menjadi ditunggu tunggu jamaah di Jakarta setelah sebelumnya jadwal ceramah di PLN Disjaya yang dihadiri 2000-an jamaah batal digelar. Walaupun jadwal ustaz Somad di Jakarta hari ini bukan kali pertama, tapi tampak antusias jamaah sangat terlihat. AKTUAL/Tino Oktaviano

Banda Aceh, Aktual.com – Ustad Abdul Somad yang kerap disapa UAS mengingatkan masyarakat Aceh agar tidak melupakan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh 14 tahun silam.

“Jangan lupakan bencana tsunami 14 tahun silam. Dan juga jangan larut dalam kesedihan akibat bencana tersebut,” kata Ustad Abdul Somad di Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (26/12).

Pernyataan tersebut disampaikan UAS dalam tausiahnya pada peringatan bencana gempa dan tsunami yang digelar Pemerintah Provinsi Aceh di Masjid Tgk Chik Mahraja Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar.

Peringatan bencana gempa dan tsunami turut dihadiri Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah serta unsur Forum Koordinator Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh.

Tausiah ustad asal Pekan Baru, Riau, tersebut turut dihadiri belasan ribu warga dari berbagai daerah di Provinsi Aceh serta tokoh ulama di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.

UAS menyebutkan, peringatan 14 tahun tsunami merupakan upaya untuk mengingat bencana yang terjadi pada 26 Desember 2004. Mengingat bukan berarti larut dalam kesedihan.

Akan tetapi, mengenang tsunami itu agar korban yang selamat dari bencana tersebut bisa introspeksi dan refleksi diri menatap masa depan yang lebih baik.

“Semua bencana ada hikmahnya. Bencana ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu tidak ada apa-apanya. Bencana menyadarkan kita untuk terus beriman kepada Allah SWT,” kata dia.

Ustad Abdul Somad mengakui, masyarakat Aceh adalah orang yang kuat. Selain bencana gempa dan tsunami, masyarakat Aceh juga lama merasakan konflik berkepanjangan.

Namun, lanjut dia, konflik dan bencana malah membuat masyarakat Aceh semakin kuat. Serta tidak larut dengan kesedihan. Buktinya, masyarakat Aceh kini sudah kembali hidup normal.

Peringatan tsunami, kata UAS, membuat orang sedih. Namun bagi dirinya, peringatan tsunami menjadi pelipur lara saat bersedih karena ditolak masuk dan hendak berdakwah di Hongkong setahun lalu.

“Setelah ditolak masuk Hongkong, saya diundang ke Aceh. Waktu itu pada peringatan 13 tahun tsunami. Saya ke Aceh dan disambut meriah. Dalam kegiatan itu, saya dikenalkan dengan banyak orang dari berbagai negara,” kata dia.

Oleh karena, sebut UAS, hikmah dari peringatan tsunami tersebut adalah untuk memperkuat silaturrahim baik sesama akidah maupun dengan yang tidak.

“Banyak hikmah yang didapat dari tsunami. Tsunami menguatkan silaturrahim masyarakat Aceh dengan dunia. Dan masyarakat Aceh juga tidak akan lupa bantuan yang telah diberikan,” pungkas Ustad Abdul Somad.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: