Jakarta, Aktual.com – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menelusuri akun Twitter @opposite6890. Akun anonymous itu membeberkan dugaan keterlibatan Polri mengerahkan buzzer yang mendukung salah satu kandidat di Pilpres 2019. 
“Langkah progresif sudah dilakukan, Dit Siber akan mengidentifikasi siapa yang memiliki akun Opposite6890 sebagai akun anonymous,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya,Jakarta, Sabtu (9/3).
Dedi menuturkan, sumber informasi yang berasal dari Opposite6890 tidak bisa dipertanggungjawabkan karena berasal dari akun anonymous yang tidak bisa diklarifikasi, konfirmasi, dan verifikasi. 
“Apabila ada pihak-pihak yang dirugikan terkait hal tersebut dapat dilaporkan dan akan ditindak lanjuti,” tuturnya. 
Ia mengatakan, institusi Polri tidak terkait sesuatu seperti yang dituduhkan @Opposite6890 sebagai produsen hoaks terbesar di Indonesia dan memiliki member Buzzer sebagian besar adalah anggota kepolisian. 
Terlebih, berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon menjelang Pilpres April mendatang. “Saya tegaskan (tuduhan) itu tidak benar. “Apalagi menyangkut masalah Pemilu. Polri dalam hal ini tegaskan netralitas harga mati,” kata Dedi menambahkan. 
Sebelumnya, akun Twitter @Opposite6890 membeberkan hasil temuannya ke publik bahwa institusi Kepolisian (Polri) terlibat mengerahkan buzzer untuk mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019. 
Akun ini membongkar bahwa kepolisian memiliki ratusan anggota untuk menjadi tim buzzer mulai dari Polres sampai Mabes Polri. Bahkan mereka melacak dan menemukan IP Address terpusat di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo. 
Pihak akun @Opposite6890 juga menyebut bahwa buzzer polisi ini menggunakan aplikasi Sambhar dalam penyebaran pesan dan koordinasi. 

Artikel ini ditulis oleh: