Jakarta, Aktual.com – Bakteri dan Sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi itu menimbulkan timbunan plak, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Universitas Indonesia drg. Sri Angky Soekanto, PhD., PBO.

“Plak gigi atau dikenal biofilm adalah lapisan tipis protein dan bakteri yang menumpuk di permukaan gigi. Karena tubuh tidak berdiri sendiri, tubuh tidak dapat secara alami menghilangkan plak sendiri,” ujar drg. Angky saat berbincang dalam Media Education ‘On Gum Care with Listerine’ di Jakarta, ditulis Senin (12/11).

Air liur, sambungnya, tidak selalu cukup untuk menyapu kotoran gigi. Jika kotoran gigi tidak dibuang dengan benar, plak gigi mulai mengeras dalam waktu 48 jam dan membentuk tar-tar (karang gigi) zat keras dalam 7 hingga 10 hari.

“Plak ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi dan flossing yang buruk. Berkumur itu penting untuk mencegah terjadinya plak pada daerah antar gusi dan gigi yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi dan flossing,” imbuh drg. Angky.

Menurut pakar biologi oral ini, plak yang menumpuk dalam jangka panjang, akan menimbulkan proses peradangan. Hal itu menyebabkan gusi menjadi meradang yang disebut gingivitis.

“Bila gingivitis dibiarkan, bisa meluas menjadi periodontitis, radang pada jaringan penyangga gigi. Jika periodontitis itu terjadi, maka tulang gigi rusak dan gigi mudah goyang, sehingga bisa tanggal,” jelas drg. Angky.

Faktor yang berisiko terjadinya penyakit gusi, sambungnya, adalah kebiasaan merokok. “Merokok juga bisa membuat pengobatan penyakit gusi kurang berhasil,” tutur drg. Angky.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: