Ilustrasi Pajak (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Dirjen anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa menjadi alat yang sehat untuk memacu pembangunan ekonomi masyarakat. APBN bisa meningkatkan ekonomi masyarakat melalui fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi.

“Ekonomi sedang rendah, maka APBN bisa tinggi untuk mengenjot pertumbuhan, Begitu pula ketika ekonomi sedang tinggi, APBN digunakan untuk menstabilkan.,” ujar Askolani, Rabu (5/12).

Dirinya mencontohkan, negara Arab saat ini sedang memasuki masa sulit karena rendahnya harga minyak bumi. Pasalnya, negara Arab mayoritas bergantung pada produksi minyak bumi sebagai pendapatan utama APBN.

“Negara (Arab) yang mengandalkan APBN dari pendapatan minyak akan mengalami kesulitan. Ada tendesi kenaikan listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Penduduk pun terlihat tidak happy, bahkan investor asingpun banyak keluar dari Arab,” jelasnya.

Menurutnya, APBN yang hanya mengandalkan pendapatan migas saja berakibat fatal pada indikator ekonomi karena fluktuasi harga minyak tidak menentu. Sehingga APBN Indonesia tidak hanya mengandalkan minyak, melainkan pajak non migas, dsb. Salah satu kendala dan tantangan saat ini, yaitu tax ratio yang masih rendah.

“Tax ratio saat ini memang belum optimal, namun sudah meningkat 12 persen. Menaikkan Tax Ratio harus tepat, karena kalau tidak hati-hati, bisa kontraproduktif bagi dunia usaha dan wajib pajak. Sehingga kenaikan tax ratio harus dikaji secara komprehensif,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka