Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani saat akan mengikuti acara Majelis Ijazah Shalawat, Tahlil dan HaflahMaulid Akbar Nabi Muhammad SAW di Masjid Arraudhah, Desa Tambakasri, Tangkil, Tajinan, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/1/2017). Dalam kesempatan tersebut, Syekh Yusri menjelaskan secara rinci Shalawat Yusriah, dimana Shalawat tersebut merupakan ilham yang beliau dapatkan saat melaksanakan ibadah umroh pada tahun 1432 H. AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani saat akan mengikuti acara Majelis Ijazah Shalawat, Tahlil dan HaflahMaulid Akbar Nabi Muhammad SAW di Masjid Arraudhah, Desa Tambakasri, Tangkil, Tajinan, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/1/2017). Dalam kesempatan tersebut, Syekh Yusri menjelaskan secara rinci Shalawat Yusriah, dimana Shalawat tersebut merupakan ilham yang beliau dapatkan saat melaksanakan ibadah umroh pada tahun 1432 H. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian tafsir Al Qur’annya menjelaskan bahwa naskh tilawah adalah tidak ada di dalam Al Qur’an. Yang dimaksud dengan naskh tilawah itu sendiri adalah Al Qur’an yang sudah dinaskh (diganti) dan tidak dianggap lagi bacaannya sebagai Al Qur’an. Seperti halnya dicontohkan

” الشيخ والشيخة إذا زنيا فارجموهما البتة نكالا من الله والله عزيز حكيم”

Artinya: “Kakek-kakek dan nenek-nenek ketika mereka berzina, maka rajamlah keduanya, sebagai bentuk hukuman dari Allah. Allah adalah Dzat yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana”.

Dalam masalah naskh tilawah ini para ulama terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pertama dari kalangan jumhur mengatakan akan adanya naskh tilawah tersebut. Adapun golong sedikit dari ulama, mereka mengatakan bahwa naskh tilawah ini adalah tidak ada.

Jumhur mengambil dalil dari adanya riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa dulu ayat ini adalah Al Qur’an, kemudia dinaskh oleh Allah untuk tidak menjadi Al Qur’an lagi, seperti halnya contoh diatas.

Adapun syekh Yusri hafidhahullah sendiri lebih condong ke pendapat minoritas, mengikuti jejak sang guru yaitu syekh Abdullah bin Siddiq Al Ghummari RA, bahwa naskh tilawah ini adalah tidak ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah firman Allah yang berbunyi:

” وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ”

Artinya: “Dan telah sempurna kalimat-kalimat Tuhanmu dengan benar dan lurus. Tidak ada perubahan pada kalimat-kalimatNya. Dia adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Mengetahui”(QS. Al An’am: 115).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid