Maulana Syekh Dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani berbincang dengan Ketua Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya saat bertemu sebelum Muktamar JATMAN XII di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (14/1/2018) malam. Muktamar JATMAN ke XII di Pekalongan akan kedatangan puluhan ribu ulama dari nusantara dan dunia, juga akan kehadiran Presiden RI dan sejumlah Menteri kabinet kerja. Kabar kepastian hadirnya orang nomor satu di Republik Indonesia untuk membuka acara muktamar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah menjelaskan, bahwa diantara sunnah Baginda Nabi Saw adalah merubah nama yang bermakna kurang baik dengan nama yang memiliki arti baik.

Sebuah nama memiliki nilai harapan atau yang dikenal dengan “alfa’l” bagi sang pemilik nama, sehingga Baginda Nabi Saw memerintahkan umatnya untuk memberikan nama yang baik kepada anak-anak mereka.

Imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa suatu ketika ada seorang sahabat yang datang kepada Baginda Nabi Saw, lalu ia ditanya siapakah namanya oleh baginda, dan ia menjawab: “Hazn”( yang berarti sulit, keras wataknya).

Lalu Baginda Nabi Saw pun mengganti namanya dan berkata: ” nama kamu adalah Sahl (yang berarti mudah dan lembut perangainya)”, kemudian ia menjawab: “Aku tidak akan berubah nama yang telah ayahku berikan kepadaku”. (HR. Bukhari).

Ibnu Almusayyab, sang cucu pun berkomentar atas penolakan kakeknya terhadap nama yang yang diberikan oleh Baginda Nabi Saw: “maka dari itulah kerasnya perangai selalu bersama kami setelah itu”.

Artikel ini ditulis oleh: