Syaikh Dr. Hisyam Kamil Hamid Musa saat mengisi kajian kitab dan Ijazah Sanad kitab Minhajul Arifin karya Imam Abū Hamid Muhammad Alghazālī di Zawiyah Arraudhah yang juga Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Arraudhah wa Zawiyah Syadziliyah Qodiriyah, Jl. Tebet Barat VIII No. 50, Jakarta Selatan, Sabtu (16/3). AKTUAL/Warnoto

Jakarta, Aktual.com – Zawiyah Ar-Raudhah, Tebet Barat VIII, Jak-Sel, sebagai madrasah (lembaga) yang fokus pada kajian ke-Islaman dan ke-Tarekatan kembali mengadakan majlis ilmu dengan pembahasan kitab Minhaj Al-‘Arifin, oleh Syeikh Dr. Hisyam Al-Kamil Hamid Al-Azhari Asy-Syafii.

Majlis yang berlangsung selama dua hari (16-17 Maret) ini yang juga dimulai sabtu sore dan berakhir Minggu malam, dihadiri oleh 200 jamaah yang berasal dari dalam dan luar Jabodetabek.

Banyak di antara jama’ah yang merupakan alumnus Al-Azhar, Kairo-Mesir. Hal ini tidak mengherankan, mengingat syeikh Hisyam merupakan guru yang cukup akrab dengan mahasiswa Indonesia.

Satu hal yang sangat menarik adalah pertanyaan syeikh tentang siapa yang pantas disebut ahlu sunnah. Lalu syeikh Hisyam menerangkan, bahwa ahlu sunnah itu adalah mereka yang tidak mengkafirkan ahli kiblat, menerima perbedaan pendapat, tidak melakukan bid’ah, serta mengkaji tentang karomah para wali.

Penulis: Mukhrij Shidqi

Artikel ini ditulis oleh: