Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat berpotensi menguat dipicu sentimen Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang memberi sinyal tidak akan meningkatkan suku bunga pada tahun ini.

IHSG dibuka menguat 16,56 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.499,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,04 poin atau 0,4 persen menjadi 1.024,43

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan, sentimen perang dagang AS dan China yang masih berlanjut, diperkirakan dapat tereliminasikan oleh sentimen The Fed yang mengindikasikan tidak adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

“Sentimen dari pasar tersebut diperkirakan dapat mendorong bagi IHSG untuk kembali melaju ke zona hijau pada perdagangan hari ini,” ujar Alfiansyah, Jumat (22/3).

Menurut dia, pernyataan The Fed yang mengindikasikan tidak adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini, dapat dikatakan suatu pergeseran besar terutama untuk mengakhiri gelombang pengetatan pada bank sentral di Asia dan membuka pintu untuk pelonggaran di masa mendatang.

Artikel ini ditulis oleh: