Palangka Raya, Aktual.com – Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Tengah, tetap rutin melakukan patroli ke sejumlah hutan dan lahan yang rawan terbakar, meskipun beberapa hari terakhir sering turun hujan.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan karena perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa bulan September merupakan puncak musim kemarau, kata Kepala Seksi Pengendalian Karhutla Dinas Kehutanan Kalteng Elisabet, di Palangka Raya, Selasa (11/9).

“Sekalipun turun hujan, semua personil dan peralatan memadamkan kebakaran hutan dan lahan, tetap disiagakan selama 24 jam tanpa henti. Satgas Karhutla Kalteng kan memang terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.

Sepekan terakhir ada terjadi kebakaran lahan di Kota Palangka Raya, yakni di Jalan Maduhara, di kompleks Universitas Palangka Raya, Jalan Kalibata, dan Jalan G Obos 24. Terbakarnya lahan di empat titik tersebut diduga berasal dari api kebakaran lahan sebelumnya.

Elisabet mengatakan, kejadian itu salah satu pemicu Satgas Karhutla Kalteng terus memantau lahan ataupun hutan yang sempat terbakar dan telah berhasil dipadamkan, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi api.

“Jadi harus tetap dipantau meski sudah dilakukan pemadaman sebelumnya. Kalau gambutnya tebal, bisa saja api masih hidup di bawahnya. Biarpun apinya kecil, tapi karena bergambut, rawan terbakar lagi,” ucap dia.

Menurut dia, sarana dan prasarana yang dimiliki Satgas Kalteng dalam memadamkan hutan dan lahan sudah sangat memadai. Sebab, selain memiliki mobil modifikasi untuk pemadaman, tim Dishut juga memiliki sarana berupa alat pompa portabel yang dapat digunakan jika lokasi kebakaran sulit dijangkau dengan kendaraan.

Sedangkan untuk personil yang dikerahkan Dishut Kalteng secara keseluruhan berkisar 60 orang, terdiri dari Tim Serbu Api (TSA) dan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK).

60 orang tersebut belum termasuk dari personil TNI, Polri, BPBD, dan pihak lainnya.

“September ini curah hujan kurang, maka kewaspadaan ditingkatkan. Dishut selalu koordinasi dengan tim lainnya di lapangan guna melakukan pencegahan secara menyeluruh,” demikian Elisabet.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: