Sampit, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengajak wisatawan dan masyarakat menyaksikan salah satu agenda tahunan pariwisata yaitu tradisi Mandi Safar di Sungai Mentaya Sampit pada 7 November 2018.

“Kami mengundang semua pihak untuk meramaikan acara ini nanti. Mandi Safar ini termasuk dalam kalender kegiatan pariwisata Kotawaringin Timur,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Jumat (26/10).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, seremonial tradisi Mandi Safar akan dilaksanakan di Ikon Jelawat di pinggir Sungai Mentaya. Puncaknya yaitu mandi bersama di Sungai Mentaya depan Dermaga Habaring Hurung.

Untuk memeriahkan acara ini, serangkaian lomba akan digelar mulai pukul 07.00 pagi, yaitu lomba tari pesisir, maulid Al Habsyi dan peragaan busana batik Kotawaringin Timur. Acara puncaknya dilaksanakan pada siang hari, yakni bersama-sama mandi bercebur di Sungai Mentaya.

“Tradisi Mandi Safar merupakan tradisi masyarakat berupa bersama-sama mandi di sungai sebagai simbol dan sekaligus harapan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Tradisi yang kini dikemas menjadi agenda pariwisata daerah itu biasanya dilaksanakan pada Rabu terakhir di bulan Safar,” katanya.

Dia mengatakan panitia sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengawal pelaksanaan Mandi Safar. Petugas akan bersiaga untuk mencegah jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ada yang tenggelam maupun kecelakaan air.

Warga yang tidak bisa berenang maupun sedang dalam kondisi tidak sehat, disarankan tidak ikut mandi bercebur untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Anak kecil yang ikut mandi juga harus dalam pengawasan orangtua mereka.

“Dari tahun ke tahun, kegiatan ini makin banyak menarik minat wisatawan lokal dan luar daerah. Pemerintah daerah juga memanfaatkan event ini sebagai ajang promosi, seperti kreasi busana batik Sampit dan lainnya untuk mendorong pelaku usaha kecil dan menengah,” kata dia.

Tidak diketahui persis sejak kapan tradisi ini dimulai, namun hingga kini sebagian masyarakat masih melaksanakannya. Selain di lokasi seremonial yang dilaksanakan pemerintah, biasanya kegiatan serupa juga digelar masyarakat di lokasi lain seperti di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Kotabesi.

“Mandi Safar makin dikenal luas. Tahun lalu bahkan ada beberapa mahasiswa dari Jakarta yang sengaja datang untuk melihat langsung Mandi Safar dan membuatnya sebagai bahan tulisan. Kami mengusulkan Mandi Safar masuk dalam kalender pariwisata nasional agar makin banyak wisatawan yang datang,” kata Fajrurrahman.

Pemerintah daerah terus mengembangkan sektor pariwisata karena potensinya sangat besar dan diharapkan mampu menjadi sektor andalan baru untuk membantu menopang perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: