Ada AM IMF-WB di Bali tapi Rupiah Terus Melemah, Tembus Rp15.000

Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah yang telah menyentuh kisaran Rp15.200 per dolar AS dalam beberapa hari ini masih aman. Selain itu, hasil pemantauan bank sentral yang menunjukkan bahwa kondisi likuiditas di lembaga keuangan masih mencukupi.

“Jangan lihat levelnya (nominal rupiah), ini masih aman, yang penting supply and demand masih jalan,” ucap Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara.

Berdasarkan rata-rata rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I-IV, saat ini masih berada di atas 20 persen. Apabila ada indikasi pengetatan likuiditas, pihaknya memastikan BI akan segera bergerak untuk menstabilkan likuiditas melalui term Repodan kebijakan menaikkan bunga acuan.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai pemicu depresiasi kurs rupiah menembus level Rp15.000 per dolar AS karena faktor eksternal. Misalnya, ada pengaruh sentimen dari Italia yang defisit APBN-nya cukup besar. Sedangkan dari sisi domestik, pemerintah terus mewaspadai posisi neraca pembayaran. Dari sisi fiskal, pemerintah akan terus melaksanakan berbagai keputusan yang telah disepakati sebelumnya. Pemerintah terus memonitor impor utamanya impor barang konsumsi dan barang yang diproduksi dalam negeri. Laporan impor 1.147 jenis barang akan dilihat setiap minggu dan posisi terakhir sudah menunjukkan penurunan namun akan dilihat perkembangannya pada Oktober.

“Untuk BBM, yang merupakan komponen impor terbesar, kami harap penerapan B-20 bisa mengurangi impor BBM. Akhir September terjadi kenaikan penggunaan biofuel dan kami akan lihat,” katanya.

Selanjutnya, Kredibilitas Diuji, AEPI: Mampukah IMF Atasi Pelemahan Rupiah?

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka