Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (4/12) sore ini melemah sebesar 43 poin ke posisi Rp14.289 dibandingkan sebelumnya Rp14.246 per dolar AS.

“Dalam fluktuasi hariannya, rupiah bergerak bervariasi, melemahnya rupiah saat ini merupakan wajar setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya,” kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, meski rupiah melemah, namun masih berada dalam tren penguatan mengingat sejumlah sentimen eksternal cenderung negatif bagi pergerakan dolar AS.

“Imbal hasil obligasi Amerika Serikat menurun menyusul ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan the Fed mengenai suku bunga pada 2019 mendatang kemungkinan tidak seagresif seperti tahun ini, sentimen ini akan membuat dolar AS kurang diminati,” katanya.

Dari dalam negeri, lanjut Rully, situasinya juga cukup kondusif. Data terbaru mengenai inflasi yang terjaga hingga upaya pemerintah menjaga kinerja neraca perdagangan, salah satunya melalui paket kebijakan ekonomi akan berdampak positif bagi mata uang domestik.

Sementara itu, Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah cenderung bersifat teknikal dan masih memiliki peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS.

“Hal itu dikarenakan dolar AS masih terbebani pernyataan The Fed yang menilai suku bunga telah mendekati normal,” katanya.

Kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (4/12), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.293 dibanding sebelumnya (3/12) di posisi Rp14.252 per dolar AS.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: