Rupiah masih terpuruk. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kurs rupiah pada pembukaan awal pekan Senin (2/7) pagi ini masih belum menunjukan tanda-tanda menggembirakan, atau alias masih terpuruk di level Rp14.335 per USD, melemah tipis saat penutupan hari terakhir perdagangan pekan lalu Rp14.330. Bahkan rupiah pekan lalu sempat tembus Rp14.400 dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia telah menaikan suku bunga acuan hingga 50 basis point, sehingga menjadi 5,25%.

Namun nampaknya pelemahan rupiah ini tak membuat pemerintah cemas. Bahkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pada Kamis (28/6) tengah pekan lalu menyampaikan pelemahan nilai tukar rupiah merupakan hasil dari sentimen market maupun faktor yang sifatnya fundamental. Sementara untuk faktor yang sifatnya relatif, seperti perubahan kebijakan di Amerika Serikat hingga penguatan dollar AS, akan dilakukan langkah-langkah mitigasi oleh lembaga dan kementerian terkait.

“Jadi, kalau masih mencerminkan fundamental dan kekuatan ekonomi yang tidak bergerak jauh dari faktor-faktor positifnya, kami lihat itu sebagai adjustment yang normal,” tutur Sri Mulyani.

“Untuk kebijakan moneter, Pak Gubernur (Bank Indonesia) sudah menyampaikan beberapa kali dan kami terus bekerja sama. Dari sisi external balance, kami akan perbaiki meski ini hanya akan memberikan dampak untuk jangka menengah panjang,” kata Sri Mulyani.

BI: Menaikan Suku Bunga, Solusi Pulihkan Kurs Rupiah