Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR RI, Ruhut Sitompul, menyarankan Koordinator Kontras Haris Azhar memenuhi panggilan Bereskrim Polri terkait tulisannya soal pengakuan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman beberapa waktu lalu.

Hal ini menyusul dilaporkannya Haris oleh tiga institusi, yaitu Polri, TNI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Selasa, (2/8) kemarin.

‎”Kalau telah dilaporkan, Haris datang saja. Karena delik aduan, yang merasa dicemarkan tentu merasa dirugikan. Datang dan jelaskan kronologi dan minta maaf,” ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/8).

Namun, kata Ruhut, jika Haris tidak datang dan diam, maka kemungkinan laporan tersebut akan diproses.

“Kalau tidak benar, akan rusak lembaga yang disebutkan. Datang dan terangkan apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.

Menyinggung adanya indikasi bahwa rencana pemanggilan Haris oleh Polri merupakan dalih untuk menutupi kebobrokan Polri sendiri, Ruhut meyakini lembaga korps bhayangkara itu tetap konsisten untuk memberantas narkoba.

“Saya lihat bukan menutupi kebobrokan Polri. Toh sudah ada dua tersangka dari Polri. Pak Tito Karnavian sangat concern memberantas narkoba dan mereformasi internal Polri,” cetus politisi Partai Demokrat itu.

Meski demikian, Ruhut menilai bisa jadi eksekusi mati Freddy dipercepat untuk menghilangkan jejak karena polemik tiga instansi itu sudah dibeberkan oleh Haris.

“Bisa muncul spekulasi eksekusi Freddy Budiman dipercepat dengan munculnya tulisan Haris. Kejaksaan Agung membuat polemik‎ dan membuat orang bertanya-tanya,” pungkas Ruhut.

 

Laporan: Nailin

Artikel ini ditulis oleh: