Ekonom senior Dr Rizal Ramli saat memberikan keterangan pers mengenai solusi terhadap salah urus tata kelola BPJS di Jalan Tebet Barat Dalam IV, Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2018). Menanggapi masalah yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan yang saat ini menjadi sorotan publik. Rizal menjelaskan, bahwa tak heran jika akhirnya Indonesia saat ini mengalami defisit. Menurutnya, jauh sebelumnya sejumlah negara eropa telah melakukan Social Security Sistem (Sistem Jaminan Sosial) terhadap warga negaranya. UU BPJS 2014 dimulai dengan pembiayaan yang tidak memadai (underfunded) dari pemerintah. Diketahui, BPJS Kesehatan disebut mengalami defisit. Masalah ini dipicu kecilnya iuran peserta yang diterima dibandingkan biaya layanan jaminan kesehatan yang dibayarkan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior, Rizal Ramli menilai kebijakan ekonomi pemerintahan saat ini telah menyebabkan daya beli rakyat Indonesia menurun drastis.

“Lihat saja di mall-mall sangat sepi. Kalau di pasar-pasar tradisional masih seperti biasa. Hal itu disebabkan daya beli masyarakat kita saat ini sangat rendah,” kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu di Jakarta, Senin (25/3).

Mantan Tim Panel Ekonomi PBB itu-pun berpendapat, rendahnya daya beli masyarakat tidak akan terjadi lagi bila Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden-Wakil Presiden pada pemilu 17 April mendatang.

“Kondisi ini (daya beli rendah) akan kembali normal dalam 100 hari pemerintahan Prabowo bila nanti terpilih menjadi Presiden,” tegas Rizal.

Rizal menjelaskan, keyakinannya jika Prabowo-Sandi mampu meningkatkan daya beli masyarakat berdasarkan hasil diskusinya dengan calon presiden nomor urut 02 terkait strategi meningkatkan daya beli masyarakat dalam jangka 3 bulan.

“Kita akan turunkan tarif listrik seperti dua tahun lalu,” tegas Mantan Menko Kemaritiman ini.

Menurutnya, dengan memberlakukan tarif listrik seperti dua tahun lalu sama dengan memberikan penghematan pada rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah sebesar 700 ribu perbulan.

Selain penurunan tarif listrik, Rizal menambahkan, Prabowo juga setuju akan menghapus sistem kartel pangan.

“Sistem kuota itu kita hapus, semua orang berhak mengimpor namun akan dikenakan tarif 30 persen,” jelas Rizal.

Rizal Ramli meyakini dengan penghapusan kuota impor itu maka akan menyebabkan penurunan harga komoditi import seperti daging, bawang, beras dan gula.

“Harga daging dan bawang bisa turun sampai 70 persen, egitupula dengan beras dan gula. Sedangkan pemerintah akan mendapatkan tarif sebesar 30 persen, tidak seperti saat ini pemerintah tidak dapat apa-apa,” ujarnya lagi.

Pendiri lembaga think thank Econit ini menjelaskan, dengan turunnya harga kebutuhan dapur itu, maka akan menghemat pengeluaran rumah tangga sebesar 50 ribu setiap harinya.

“Artinya akan ada sisa belanja sebesar 1,5 juta setiap bulan dan jika ditambah penghematan listrik maka rumah tangga dapat menyimpan uangnya sebesar 2,2 juta rupiah setiap bulan,” tuturnya.

Rizal menambahkan, dengan nilai penghematan sebesar 2,2 juta itu maka akan menyebabkan daya beli rumah tangga akan kembali membaik.

“Ini saya sudah mendapatkan jaminan dari Prabowo dan saya yakin dia tidak bohong,” pungkas Rizal Ramli.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan