Karyawan jasa penukaran uang asing menunjukkan dolar Amerika di Masayu Agung, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dolar atau kurs kembali menurun, yakni dari sebelumnya sebesar Rp 14.734 per USD pada Kamis (30/8/2018) naik menjadi Rp 14.800 per USD pada pukul 07.00 WIB. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakkan nilai tukar rupiah pada Jumat ini diperkirakan masih tertekan dengan penggerak utama sentimen dari domestik yakni pengumuman neraca transaksi berjalan periode kuartal I 2019.

Jika neraca transaksi berjalan kuartal I 2019 masih defisit melebihi lima miliar dolar AS, kurs rupiah akan semakin terpukul, ditambah sentimen eksternal dari memanasnya perang dagang antara AS dan China.

“Kalau data transaksi berjalan ini dirilis saat jam buka pasar, tentu akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Bila defisi transaksi berjalan masih negatif di atas lima miliar dolar AS bisa jadi faktor tekanan untuk Rupiah,” kata Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (10/5).

Di kuartal IV 2018, defisit transaksi berjalan Indonesia membengkak hingga 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Indonesia (BI) sebelumnya meyakinkan bahwa defisit transaksi berjalan di kuartal I 2019 akan lebih rendah dibanding kuartal IV 2018.

Adapun, Bank Sentral akan mengumumkan data transaksi berjalan dan data neraca pembayaran Indonesia pada Jumat siang ini.

Pada Jumat pagi ini, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat 0,17 persen menjadi Rp14.320 per dolar AS di perdagangan pasar spot, Jumat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid