Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersama Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio saat diskusi forum legislasi dengan tema Perlukah Penyederhanaan Target Prolegnas Memasuki Tahun Politik? di press room DPR, Jakarta, Selasa (8/8). Pertama DPR yang menyepakati Prolegnas tentunya setelah ada pembicaraan dengan pemerintah, yang kemarin sekitar 49 di awal tahun 2017, mungkin sekarang tinggal 40 dan masih ada beberapa yang sudah disahkan, termasuk pemilu, pembukuan, kebudayaan persitek dan lainnya dan itu banyak terakhir kemarin dan berarti sudah tinggal 40. AKTUAL/Tino Oktaviano
Jakarta, Aktual.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melalui rilis terbarunya menyebut mayoritas muslim pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menginginkan Indonesia seperti negara Timur Tengah. 

Kesimpulan itu diklaim berdasar hasil riset dari 1.200 responden. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah langsung mengungkapkan kritiknya. Ia menilai hasil survei LSI Denny JA mengarah kepada adu domba rakyat.

“Denny JA itu tim sukses, dia bukan ilmuwan. Menurut saya surveinya mulai berbahaya karena memasukan elemen-elemen adu domba antarwarga negara,” ujar Fahri, Rabu (6/3). 

Ia mengungkapkan, belakangan ini dirinya mulai meragukan kapasitas Denny JA sebagai penyedia jasa survei. Rasa kagum yang dulu pernah dirasakannya kepada lembaga itu hilang sekejap. 

Fahri pun menilai aneh dengan temuan survei LSI Denny JA tersebut. Dia meragukan jika banyak responden yang menginginkan Indonesia seperti negara Timur Tengah. 

Pasalnya negara di tanah Arab banyak terjadi konflik. Bahkan terancam bubar. Sangat tidak logis jika ada warga negara yang menginginkan bangsanya hancur. “Siapa yang mau seperti Timur Tengah? Orang negara bubar, ini kan otaknya kayak enggak masuk gitu loh,” kata Fahri. 

“Masa ada orang yang berpikiran, ‘wah enak nih tinggal di negara konflik’. Ini kan kaya enggak pakai otak. Denny cari makan jangan gitu-gitu amat lah,” tegas Fahri yang merupakan Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) itu. 

Diketahui, survei Denny JA menunjukkan, dari total responden 1.200, 54,1 persen yang merupakan pemilih Prabowo-Sandi menginginkan Indonsia harus seperti Timur Tengah. Angka itu turun dari survei sebelumnya, yang dilakukan pada Januari 2019 yaitu sebesar 67,6 persen. 

Sedangkan, pemilih muslim Prabowo-Sandi yang menginginkan Indonesia harus khas dengan Pancasila hanya 33,4 persen. Angka tersebut turun dari 36,9 persen di survei Januari lalu. Sementara Desember 2018 sebesar 32,3 persen. 

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada rentang waktu 18-25 Februari 2019, melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar 2,9 persen. 

Artikel ini ditulis oleh: