Gedung Komnas HAM (Istimewa)
Jakarta, Aktual.com – Gabungan elemen dokter, advokat, pelajar yang mengatasnamakan dirinya Kolaborasi Milenial Nusantara (KMN) telah mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Kamis (9/5).
Mereka mendesak Komnas HAM agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait ratusan petugas pemilu yang meninggal dan ribuan yang sakit saat bertugas selama Pemilu 2019. 
“Kami melihat ada tanda-tanda kematian yang tidak wajar, karena 456 kematian ini terjadi dalam waktu tiga minggu saja sejak pemilu,” ujar perwakilan KMN, Dhienda Nasrul kepada wartawan. 
Ia mendesak Komnas HAM untuk membentuk TGPF lantaran selama ini kematian ratusan petugas pemilu tersebut belum mendapatkan hasil diagnosis yang jelas.
“Kami telusuri diagnosa, hasilnya tidak transparan oleh KPU. Tidak jelas usia latar belakang, kasusnya seperti apa. Kami menduga ada yang ditutupi seperti bunuh diri,” ujarnya.
Perwakilan KMN lainnya yakni Wendi Ansori Putra juga menyayangkan sikap Komnas HAM yang bersikap biasa saja. Padahal, menurutnya, kasus seperti ini sudah bisa dikategorikan sebagai tragedi.
“Seharusnya tanpa ada pengaduan, seharusnya ada pernyataan untuk mempertanyakan ini. Kami nilai tim ini [TGPF] dibentuk untuk evaluasi, entah perekrutan, manajemen, dll. Ini harus ada yang tanggung jawab,” ujarnya.
Mereka juga meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya kaum muda untuk rehat sejenak dari euforia pemilu 2019. Sejenak untuk merenungkan kembali kematian ratusan dan ribuan petugas KPPS yang sakit. 
“Singsingkan dulu urusan capres, kita fokus perjuangkan 400 lebih saudara-saudara kita yang menjadi korban sistem pemilu yang bermasalah,” ujar Wendi.
Pada kesempatan tersebut, Wendi mengaku, apa yang ia perjuangkan murni untuk kepentingan petugas pemilu dan keluarga yang ditinggalkan. Tidak ada hubungannya dengan 01 dan 02. 

Artikel ini ditulis oleh: