TOPSHOT - An aerial view shows the earthquake and tsunami devasted neighbourhood in Palu, Indonesia's Central Sulawesi on October 1, 2018. - The death toll from the Indonesian quake-tsunami nearly doubled to 832 but was expected to rise further after a disaster that has left the island of Sulawesi reeling. (Photo by JEWEL SAMAD / AFP)

Palu, Aktual.com – Ratusan jiwa pengungsi korban gempa dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga kini masih bertahan di tenda-tenda bantuan dari berbagai lembaga kemanusiaan penduli bencana alam sambil menunggu dipindahkan ke hunian sementara (huntara) yang disediakan pemerintah.

“Kami belum tahu kapan bisa pindah ke huntara,” kata Ny Fatimah, salah seorang pengungsi korban likuefaksi di Balarowa, Kecamatan Palu Barat, Rabu (20/2).

Ia menambahkan sudah hampir lima bulan terakhir ini mereka menempati tenda-tenda bantuan dari berbagai pihak.

Memang tinggal di tenda yang cukup sederhana rasanya tidak enak. “Tapi apa boleh buat, mau kembali ke tempat tinggal semula, rumah dan seluruh perabot sudah hancur karena gempa 7,4 SR yang mengguncang sejumlah wilayah di Sulteng pada 28 Septembver 2018.

Rumahnya yang dibangun dengan susah paya, hanya dalam waktu singkat lenyap diterjang likuefaksi. Namun, ia bersyukur, suami dan anak-anaknya selamat dari kedasyatan gempabumi itu.

Meski seluruh harta benda sudah habis karena gempa, namun ibu empat anak itu menyatakan tetap bangkit untuk kembali dari nol lagi mencari rejeki agar bisa membangun rumah.

Artikel ini ditulis oleh: