Umat muslim melaksanakan salat Tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5) malam. Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Momentum bulan Ramadhan yang penuh berkah ini merupakan saat yang tepat untuk merajut jiwa persatuan antar umat dalam wadah Bhineka Tunggal Ika.

Demikian pesan yang disampaikan KH Hadi Hadiatulloh, SQ, MA, (Pengasuh Ponpes Darul Fikri) pada diskusi kebangsaan yang di selenggaran oleh Aliansi Mahasiswaa Republik Indonesia (AMRI) di Kampus PTIQ, Jakarta Selatan, Jumat (26/5).

” Agama jangan dibuat main-main dan dijadikan sebagai kendaraan berpolitik,” katanya.

Menurutnya bahwa sudah saatnya para santri dan anak didik, lebih diprioritaskan pada pemahaman isi Al Quran, bukan pada penguatan aksi- aksi demo.

Sementara itu, Prodensio Veto menilai perpecahan yang terjadi saat ini, karena masyarakat sudah mulai melupakan sejarah bahwa bangsa ini dibangun dari beragam suku, agama, etnis dan bahasa.

“Mereka semua bersepakat menjadi satu yakni bangsa Indonesia. Maka kaum muda Jasmerah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,” kata Presidensio mengutip pidato Bung Karno.

Sedang menurut Hari Purwanto, Pancasila dan Kebhinekaan sudah final di Indonesia, sehingga jangan ada upaya untuk mempersoalkanya lagi.

Bulan suci Ramadhan harus dijadikan momentum untuk merajut perpecahan yang terjadi saat ini. “Jangan lupa Ramadhan juga menjadi bagian dari sejarah bangsa ini karena kemerdekaan 17 Agustus 1945 terjadi dibulan Ramadhan,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid