Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Ma'ruf Amin (kanan) serta pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Sandiaga Uno mengikuti rapat Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh nomor urut 01 sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh nomor urut 02.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Jerrie Massie melihat pada kompetisi pemilu presiden 2019 kedua pasangan capres-cawapres berusaha untuk menang di provinsi yang sebelumnya kalah.

Menurut Jerrie Massie, pemilu presiden 2019 sesungguhnya adalah kompetisi ulangan dari pemilu presiden 2014, di mana pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla berkompetisi dengan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. “Capresnya sama saja, Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” ucapnya.

Berdasarkan data perolehan suara pemilu presiden 2014 dari KPU, Jerrie mencatat pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menanag di 24 provinsi (karena pemilih luar negeri dihitung seperti satu provinsi) serta kalah di 10 provinsi. Sebaliknya, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang di 10 provinsi dan kalah di 24 provinsi.

Jerrie menilai, provinsi yang dimenangkan oleh masing-masing pasangan capres-cawapres menjadi basis massa dari pasangan pasangan capres-cawapres tersebut.

Karena itu, kata dia, pada pemilu presiden 2019, kompetisinya akan menjadi ramai jika pasangan capres-cawapres dapat menang di daerah yang pada pemilu presiden sebelumnya, kalah.

Artikel ini ditulis oleh: