Komplek pemakaman kuno muslim di Barus.

Depok, Aktual.com – Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie, menyatakan masuknya Islam ke Nusantara terkait dengan Azerbaijan dimana adanya banyak kesamaan nisan makam kuno di negara tersebut dengan di Sumatera dan Aceh.

“Azerbaijan merupakan negara tua yang banyak peninggalan sejarah, seperti batu nisan di makam kuno yang mirip dengan Indonesia,” kata Husnan saat video conference dalam acara seminar yang bertajuk “Dari Mana Masuknya Islam ke Nusantara?” di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIBUI) Depok, Rabu (21/11).

Menurut dia dengan adanya temuan makam kuno tersebut menandakan bahwa hubungan yang erat dan lama antara Indonesia dan Azerbaijan.

“Bahan dan material lainnya sama dengan nisan yang ada di Azebaijan dengan Indonesia,” katanya.

Pada nisan kuno tersebut adanya tulisan syair sastra yang menandakan punya kecerdasan dan intelektual yang tinggi. Jadi penyebaran Islam di nusantara ini bukan hanya dilakukan Guzarat dan pedagang saja, tetapi juga dilakukan oleh kaum yang mempunyai intelektual dan budi bahasa yang tinggi.

Untuk itu, kata dia, perlu melakukan penelitian bersama lebih lanjut baik dari Tim UI, para tokoh dan juga cendikiawan.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakat dan Budaya (PPKB) FIB UI Ali Akbar, mengatakan ditemukannya nisan-nisan di komplek pemakaman kuno di daerah Sundu, Maraza dan Lahic di wilayah Azerbaijan yang memiliki kesamaan bentuk dengan makam-makam di Barus dan Lhoksemawe, membuka peluang perspektif baru tentang masuknya Islam di Nusantara.

“Mengapa nisan di dua daerah yang berjauhan menunjukkan adanya banyak persamaan,” tanyanya.

Dikatakannya, bisa saja Islam masuk melalui daerah-daerah Asia Tengah dan Pegunungan Kaukasus. Mengapa di nisan Barus, Minye Tujuh dan dua nisan lainnya di Lhoksemawe terdapat syair, satu tradisi penulisan syair di atas batu nisan yang biasa dilakukan masyarakat Arab kuno dan Persia. Tradisi seperti itu mulai berkembang ketika awal masuknya Islam di masyarakat Arab dan Persia. Hal yang sama ditemukan pula di nisan Syeikh Mahmud di Barus dan Malik al Saleh di Samudera Pasai. Pada kedua nisan itu ada syair klasik berbahasa Persia dan Arab.

Kedua bukti tadi mengindikasikan bahwa pembawa Islam ke Nusantara berasal dari golongan literat, yang tidak hanya memahami ilmu agama tetapi juga bahasa (Melayu) dan pengetahuan lainnya.

Dengan kata lain, penyebar Islam ke Nusantara dapat diduga adalah kaum intlektual.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: