Menaker: Tiga Tahun Terakhir Tren Penggangguran Terbuka Terus Menurun

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan pertumbuhan sektor manufaktur, pariwisata dan makanan-minuman mampu menyerap 60% dari total angkatan kerja nasional dalam lima tahun terakhir. Secara keseluruhan tren tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun, pada 2015 jumlah TPT sebesar 7,31% pada tahun 2018 menjadi 6,45%. Pertumbuhan sektor manufaktur, pariwisata, makanan dan minuman memiliki kontribusi menyerap tenaga kerja.

Total jumlah penyerapan angkatan kerja baru tahun 2015-2018 sekitar 9,6 juta orang, industri pengolahan menyerap 24%, retail besar, kecil dan reparasi motor 11,1%, administrasi pemerintahan/jaminan sosial 10,9%, konstruksi 10,88%, kegiatan jasa 7% dan  akomodasi/kuliner/rekreasi 4%.

“Kalau bicara pengangguran kita harus katakan capaian yang ada belum sepenuhnya yang kita harapkan. Namun kita harus jujur melihat trennya, pengangguran terus menurun,” jelas Menaker.

Hanif memaparkan sejak tahun 2015, angka pengangguran terbuka tercatat 6,28%, lalu turun lagi 5,61% pada tahun 2016, lalu 5,50% di tahun 2017, dan sampai Agustus 2018 mencapai 5,34%. Kenapa data pengangguran terbuka meningkat? Diakui Menaker pengangguran di pedesaan mengalami peningkatan sekitar 0,03%. Salah satu faktornya adalah banyak angkatan kerja baru bekerja secara informal di sektor pertanian. Begitu musim panen selesai maka mereka menganggur lagi.

Meski demikian, Menaker Hanif, optimistis dengan adanya program dari Kemendes PDTT terkait program Dana Desa yang di dalamnya ada Program Padat Karya membuka peluang kesempatan kerja di desa. “Jadi situasi naiknya pengangguran di desa menurut saya sifatnya tidak permanen. Saat masa panen datang dan harga komoditas meningkat maka pengangguran ini otomatis akan turun,” papar Hanif Dhakiri.

Tingkat pengangguran terbuka berbasis pendidikan yang paling besar kontribusinya adalah dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sekitar 11,24%. Dari semua kategori pendidikan trennya positif. Pada tahun 2015 sumbangan lulusan SMK ke pasar tenaga kerja sebanyak 12,65%, tahun 2016 mencapai 11,11%. Tahun 2017 naik lagi menjadi 11,41, dari tahun 2017 ke 2018 menjadi 11,24%.

Next: Ini Proyeksi Pekerjaan yang Meningkat di 2020

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka