Kereta mass rapid transit (MRT) saat tiba di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (28/8). Progres konstruksi moda transportasi mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) kini mencapai hampir 96 persen dan Selama lima minggu, kereta akan bertahap diuji coba dari Depo Lebak Bulus hingga ke titik naik penumpang di stasiun. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah perlu memastikan jumlah subsidi yang memadai bagi MRT Jakarta agar ke depannya harga tarif yang ditetapkan terjangkau sehingga semakin banyak warga yang beralih dari kendaraan pribadi menggunakan moda angkutan umum seperti MRT.

“Subsidi tarif MRT bukan menyubsidi orang kaya yang naik MRT,” kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Minggu (24/2).

Menurut pengajar Unika Soegijapranata Semarang itu, subsidi yang diberikan kepada MRT memiliki banyak manfaat di berbagai aspek.

Djoko memaparkan subsidi MRT akan mengurangi polusi udara, menghemat penggunaan BBM, serta ke depannya juga berpotensi mengurangi kemacetan Ibu Kota.

Sebelumnya, Manajemen PT Moda Raya Transportasi (MRT) mengusulkan tarif sebesar Rp8.500 per 10 kilometer kepada Pemprov DKI Jakarta dan masih menunggu persetujuan.

Menurut Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Rabu (30/1), sebenarnya biaya dana yang dibutuhkan satu orang dalam satu perjalanan sekitar Rp30 ribu per orang.

“Namun hal tersebut tidak bisa dibebankan pada masyarakat,” kata Dirut MRT.

Mengingat masih cukup banyak kekurangan tersebut, kata William, pihaknya berupaya mengembangkan bisnis untuk memenuhi kekurangan pendapatan pada tiket.

Artikel ini ditulis oleh: