Petugas menyiapkan logistik pemilu 2019 sebelum didistribusikan di Gelanggang Remaja Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (11/4). AKTUAL/Tino Oktaviano

Pontianak, Aktual.com – Pengamat politik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Dr Syarifah Ema Rahmaniah MSc.Ed menilai penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dilakasanakan secara serentak untuk Pilpres, Pileg, dan DPD harus dievaluasi.

Menurut dia, dari sisi kontestan Pemilu 2019 khusus untuk Pileg yang maju adalah mereka yang punya modal ekonomi kuat. Akhirnya yang terjadi adalah jor-joran “siram” uang ke masyarakat.

“Seharusnya makna pemilu sebagai pencerdasan politik malah yang ada pembodohan akut. Tanpa mempelajari rekam jejak para kontestan akhirnya uang yang menjadi sebab pilihan,” ujarnya.

Terkait penyelenggara seperti petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit karena kelelahan dan beban yang tinggi dalam Pemilu 2019, kata dia, seharusnya juga penting diperhatikan.

Menurut dia, penyelenggara harus mempertimbangkan lagi faktor usia dan keselamatan para petugas di lapangan. Jika memang akan menyediakan uang asuransi jiwa dan kesehatan itu sangat baik.

“Ke depan harus juga mempertimbangkan agar pemilu terutama tahap rekapitulasi menyediakan asupan makanan dengan kandungan nutrisi yang lengkap. Ada bantuan sejenis multivitamin bagi mereka yang bekerja ekstra. Jika mungkin ada pengecekan kesehatan bagi mereka yang teridentifkasi dalam kondisi rentan seperti perempuan hamil dan yang memiliki penyakit berisiko,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: