Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA mengumumkan hasil Quick Count saat konperensi pers bertajuk "Siapakah Yang Terpilih Presiden - Wakil Presiden RI 2019 -2024 dan Partai Manakah Yang Juara" di kantor LSI, Jakarta, Rabu (17/4). Hasil quick count Pilpres 2019 dimana pasangan Jokowi-Maruf Amin unggul dengan memperoleh angka 55,44 %, Prabowo-Sandiaga Uno 44,56% dari data yang masuk 95,5%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pemilihan Umum 2019 yang beberapa waktu digelar di Indonesia menurut Pengamat politik dari LSI Denny JA, Aji Al Farabi, seperti dipaksakan.

“Komplesitasnya (Pemilu 2019) kita bisa simpulkan pemilu serentak ini ibarat kawin paksa, dua pemilu yang dipaksa digabung,” katanya, Sabtu (20/4).

“Kami melihat tidak adanya equality antara pilpres dan pileg,” tambahnya.

Dikatakan Aji bahwa dengan adanya paksaan maka ketidakseimbangan antara kualitas pemilihan presiden (pilpres) dengan pemilihan legislatif (pileg).

“Hampir 70 persen percakapan publik ini majority tentang pilrpes. Di tingkat partisipasinya berbeda, kalau pilpres 81 persen, kalau pileg sekitar 70 persen,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh: