Pengunjung melihat lukisan berjudul "Perkelahian dengan Singa" karya pelukis Raden Saleh Syarif Bustaman pada pembukaan Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia Semangat Dunia, di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (3/8). Pameran yang diadakan dalam rangka perayaan 17 Agustus ini akan berlangsung hingga 31 Agustus 2018. ANTARA FOTO/Dodo Karundeng/ama/18.

Jakarta, Aktual.com – Karya seni pada Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan RI, di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, secara umum dinilai pengunjung menggambarkan persamaan dalam perbedaan.

“Saya merasakan ada persamaan dalam perbedaan dari beberapa koleksi karya seni di pameran ini, misalnya patung Pejuang Soviet, Sang Pembebas karya Yevgeny Vuchetich,” kata seorang pengunjung bernama Irsan, Selasa (7/8).

Irsan mengatakan patung itu amat berkesan karena meski berbeda negara, sang pejuang tetap menyelamatkan anak laki-laki yang berasal dari negara musuhnya, Jerman.

Selain Irsan, pengunjung lain, Rizka juga mengatakan hal serupa ketika melihat lukisan “Perkelahian dengan Singa” karya Raden Saleh yang menggambarkan seseorang melawan singa demi mempertahankan kehidupannya.

Karya Raden Saleh tersebut terinspirasi ketika ia menetap di Deen Haag dan mempelajari berbagai hal tentang binatang buas seperti Singa Pierra Henri Martin, gawang hewan terkenal saat itu.

Namun, ada pengunjung yang tak mau disebut namanya mengatakan pameran karya seni koleksi istana dinilai kurang promosi.

Padahal, seharusnya pameran yang berisikan karya seni dari Istana Kepresidenan harusnya lebih ramai pengunjung.

Meski begitu, pengunjung menyukai karya seni yang dipajang di pameran yang akan berakhir 31 Agustus mendatang.

Pameran yang digelar di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia tersebut digelar untuk yang ketiga kalinya dengan tema “Indonesia Semangat Dunia”.

Kurator memilih 45 koleksi karya seni yang berkaitan dengan tema, seiring dengan gaung Asian Games “Energy of Asia”.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: