Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan) di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2). Penyidik KPK Novel Baswedan kembali ke Indonesia setelah menjalani pengobatan di Singapura untuk menyembuhkan matanya yang disiram air keras. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman SBY, Kuningan Jakarta, Selasa (24/7) kemarin, mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan.

Pertemuan yang merupakan rangkaian dari upaya membangun koalisi antara Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS untuk menuju Pilpres 2019 itu juga diapresiasi oleh koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma.

Menurutnya, pertemuan dua tokoh politik nasional itu tidak hanya melahirkan sejumlah kesepakatan, seperti keinginan untuk menciptakan Indonesia masa depan yang bersih dan bebas korupsi, serta penetapan figur cawapres pendamping Prabowo haruslah seorang yang mampu berkomunikasi dengan generasi muda, tapi juga memberi harapan terhadap keinginan rakyat untuk 2019 ganti Presiden.

Ditambahkan Lieus, sudah bisa dipastikan koalisasi empat partai nasionalis agamis ini akan mendukung Prabowo menjadi Presiden pada Pilpres 2019.

“Yang kini harus kita carikan adalah siapa tokoh yang akan mendampingi Pak Prabowo sebagai Cawapres,” kata Lieus dalam keterangan persnya yang diterima Aktual, Rabu (25/7).

Selama ini, kata Lieus, masyarakat berharap yang menjadi Cawapres Prabowo adalah Anies Baswedan. Namun, sangat kecil kemungkinan hal ini terjadi lantaran adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cuti atau Mengundurkan Diri Penyelenggara Negara menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.

PP 32/2018 mengharuskan Kepala Daerah harus mendapatkan izin dari Presiden jika nantinya akan maju sebagai Capres dan Cawapres.

“Pak Prabowo harus kita carikan calon lain yang punya kapasitas dan kapabilitas sama dengan Pak Anies,” ucap dia.

Oleh karena itu, Lieus mengatakan, demi keinginan menuju Indonesia bersih, Forum Rakyat menyodorkan figur Novel Baswedan sebagai Cawapres untuk menjadi pemdamping Prabowo Subianto.

“Pak Novel dikenal bersih dan pribadi yang memiliki komitmen kuat dalam pemberantasan korupsi. Dia bahkan rela mengorbankan dirinya sendiri demi membebaskan Indonesia dari korupsi,” ujarnya.

Lieus berkeyakinan, meskipun Novel Baswedan bukan tokoh yang berasal dari partai politik, namun sosoknya pasti bisa diterima oleh kalangan partai politik.

“Dia seorang yang berintegritas dan teguh pendirian. Dan itu sudah dia buktikan selama berkiprah di KPK,” paparnya.

Lebih jauh Lieus mengungkapkan, pilihannya terhadap Novel Baswedan bukan tanpa alasan yang kuat. Selain dikenal sebagai tokoh pemberantasan korupsi, Novel adalah juga pribadi yang dekat dengan berbagai kalangan, tak terkecuali dengan generasi muda.

“Pak Novel Baswedan adalah sosok yang paling kecil resistensinya dan paling bisa diterima oleh kalangan muda,” tegas Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) itu.

Atas dasar itulah, Lieus menyebut, Novel Baswedan menjadi sosok yang paling tepat untuk mendampingi. Namun demikian, lanjutnya, keputusan siapa yang akan mendampinginya tetap ada di tangan Prabowo.

“Sebagai elemen masyarakat yang sama-sama menginginkan Indonesia menjadi negara yang bersih dan bermartabat, kita hanya ingin pak Prabowo memilih calon terbaik untuk mendampinginya sebagai Cawapres,” tutup Lieus.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan