Nurdin Halid

Makassar, Aktual.com – Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan, Nurdin Halid menyebut sistem Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dinilai merugikan partai dan Calon Legislatif (Caleg) partainya, meski suara yang diperoleh besar tetapi perolehan kursi tidak proporsional.

“Salah satu contoh untuk suara caleg Golkar, Daerah Pemilihan DPR RI total meraih suara 800 ribuan hanya mendapat empat kursi, sedangkan ada partai lain meraih 600 ribuan suara, atau selisih 200 ribu suara, tetapi perolehan kursinya sama dengan Golkar,” ungkap dia di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/6).

Selain itu, sistem ini juga berdampak pada suara caleg di tingkat provinsi dan kabupaten kota. Sistem menggunakan perhitungan Sante Langue yang mengkonversi suara DPR RI, DPRD provinsi dan kabupaten dianggap sangat merugikan partai dan
Caleg.

Meski caleg yang meraih suara besar di Daerah Pemilihan (Dapil) kata dia, malah mendapat satu kursi sementara sisa suara seharusnya masih bisa mendapat satu kursi malah tidak berguna. Sedangkan ada caleg dari partai lain perolehan suaranya jauh dibawah malah mendapat satu kursi.

“Saya sudah membicarakan persoalan ini dengan pengurus di tingkat pusat termasuk yang duduk di DPR RI untuk membahas dan mengevaluasi sistem tersebut dengan menyiapkan sistem barunya. Kemudian memisahkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres,” tutur mantan Calon Gubernur Sulsel itu.

Artikel ini ditulis oleh: