Petugas menerawang mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level Rp13.540 per dolar AS, melemah 0,91 persen atau 122 poin dari penutupan sebelumnya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Menguatnya rupiah pada hari ini terhadap mata uang dolar Amerika Serikat mengundang komentar dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darman Nasution.

Darmin mengungkapkan penguatan rupiah pada hari ini sebenarnya tidak terlalu memberikan harapan yang baik. Pasalnya bahwa Indonesia saat ini masih membutuhkan dukungan kurs untuk meningkatkan pendapatan sektor ekspor. “Sebab itu, kurs Rupiah terhadap USD diharapkan tidak terlalu menguat, kata Darmin di kantornya, Senin (7/3).

Darmin menuturkan, ekspor kita sebenarnya memang sudah lemah. Karena sebenarnya kurs tidak bersifat menghambat atau mendorong kegiatan perdagangan yang sepertinya netral.

“Walaupun ada yg menganggap harusnya mendorong sedikit,” ujarnya.

Darmin melanjutkan, saat ini Rupiah telah bergerak sesuai arah fundamental perekonomian. Hal ini dibuktikan dengan tidak terlewatinya batas nilai tukar sesuai APBN 2016 sebesar Rp13.900.

“Ya ada beberapa pandangan ada yang bilang Rp12.700 ada Rp12.500 tapi ada yang bilang kurang dari itu. Tergantung keseimbangannya dulu dianggap tahun berapa. Kita pada dasarnya ingin kalau Rupiah itu terlalu lemah juga enggak bagus kalau terlalu kuat juga enggak bagus,” tegasnya.

Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah hari ini sempat menyentuh Rp12.998 per USD sekira pukul 08.05 WIB.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan