Para wisatawan baik domestik maupun asing termasuk yang non-Muslim dapat masuk ke halaman masjid melalui beberapa gapura yang terbuat dari kayu kuno yang masih asli dan utuh dengan ukiran khas dari masa Dinasti Ming dan Qing.

Menurut seorang warga China, Larry Zheng, yang pernah berkunjung ke kawasan wisata tersebut dan mengantar wartawan Indonesia ke situs religi itu, pelancong Muslim dapat masuk ke dalam masjid untuk beribadah sembari menikmati keindahan arsitekturnya yang unik.

“Namun pengunjung asing yang non-Muslim hanya diperbolehkan berada di kompleks bagian luar tempat ibadah untuk melihat dari dekat aktivitas masyarakat Muslim dan keindahan arsitektur masjid serta bangunan-bangunan di sekitarnya,” kata Larry, seorang pegawai di perusahaan industri berat di China.

Sebelum memasuki kawasan wisata religi tersebut, pengunjung dapat memperoleh informasi awal tentang masjid raya itu dari salah seorang imam masjid, H. Mohammad Isherg alias Jia Xiping yang juga menawarkan beberapa produk cendera mata dan buku tentang Masjid Raya Xi’an di toko milik adiknya.

“Silakan belanja di toko milik adik saya ini. Harga-harganya lebih murah di banding barang-barang yang dijual di toko-toko lain,” kata Mohammad Iserg sambil menunjukan buku-buku tentang Masjid Raya Xi’an.

Imam masjid yang berasal dari keluarga Muslim dan mulai belajar Islam sejak kecil tersebut menimba ilmu dari beberapa imam terkenal di China seperti Ma Qinhua, Li Tingxian dan Ding Jiping serta pernah belajar tafsir Quran, hadis dan hukum Islam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid