Maka itu, atas saran dan tawaran dari Global Future Institute, berbagai komponen strategis bangsa, khususnya pemangku kepentingan/stakeholders kebijakan luar negeri RI, untuk menyerap dan mempelajari kembali success story para bapak bangsa kita dahulu, ketika memprakarsai Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955, dan Gerakan Negara-Negara Nonblok Beograd 1961.

Sehingga mengilhami dan menginspirasi lahirnya gagasan-gagasan strategis terbentukya forum-forum internasional yang diprakarsai negara-negara berkembang yang masuk kategori non nuclear state/negara-negara nonnuklir, untuk mendesak dan memaksa negara-negara adikuasa dan negara-negara maju, untuk menghentikan perlombaan senjata nuklir di Asia Pasifik, dan Asia Tenggara pada khususnya. Demi terciptanya perdamaian dunia.

Selain itu, gagasan untuk membuka kembali perundingan-perundingan strategis yang didasari gagasan ke erah perlucutan senjata nuklir ala INF, merupakan suatu keharusan untuk mengikutsertakan juga Rusia dan Cina maupun negara-negara Asia yang masuk kategori nuclear state seperti Iran, Korea Utara, India, dan Pakistan. Atas dasar gagasan untuk menciptakan perimbangan kekuatan antar negara-negara.

Menyadari kenyataan semakin mengkhawatirkannya stabilitas dan keamanan regional baik di Asia Timur maupun Asia Tenggara akibat meningkatnya perlombaan senjata nuklir menyusul berakhirnya Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) pada Februari lalu, Muhammad Anthoni, wartawan senior Kantor Berita Antara, mewakili perspektif Media, mendesak berbagai pelaku media di Indonesia, harus semakin melek, peka dan waspada, dalam merespons dan membaca tren global dan perkembangan internasional yang semakin dinamis dewasa ini.

 

Narasumber: Dr Kusnanto Anggoro, Pakar Hubungan Internasional dan Program Studi Strategi-Keamanan, Universitas Indonesia. Marsekal Pertama Adityawarman, Direktur Analisa Strategis, Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan RI. Laksamana Muda Robert Mangindaan, dari Deputi I Kajian Strategis, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Nurachman Oerip, Diplomat Senior Kementerian luar Negeri. Muhammad Anthoni, Wartawan Senior Kantor Berita Antara.

Peserta Aktif: Dr Besar Winarto, dari Asosiasi Nuklir Indonesia. Kolonel Soni. Soni Iskandar, alumni Universitas Pertahanan. Rudiwan Bahar, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aksi Bela Negara-RI, Muhammad Kusairi, Konsultan Perminyakan, Nur Ridwan, Ketua Umum Lembaga Bina Bangun Bangsa. Dr Zulkifli, dari Universitas Airlangga, Surabaya.

Beberapa perwakilan dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Beberapa perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Nasional. Beberapa perwakilan Mahasiswa dari Universitas Pertahanan dan Universitas Islam Negeri (UIN). Serta beberapa perwakilan dari Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin