Jakarta, Aktual.com – PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) hari ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-34 yang melantai di tahun ini.
Dalam proses listing tersebut, harga saham produsen etanol ini langsung melambung ke atas dan menyentuh titik autorejection ke level Rp870 dari harga penawaran umum senilai Rp580 per saham.
Saat pembukaan perdagangan saham tersebut, harga MOLI melesat naik sebesar 50 persen ke angka Rp870 dengan frekuensi transaksi sebanyak 12 kali dan volume transaksi tercatat 7.971 lot, sehingga nilai transaksi mencapai Rp693,48 juta.
Hal ini membuktikan bahwa saham MOLI memang diburu oleh pelaku pasar dan alami kelebihan permintaan (oversubscribe).
“Memang pada masa penawaran umum yang berlangsung tanggal 27 Agustus 2018 lalu terjadi oversubscribe sebanyak 221,53 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling) saham yang ditawarkan kepada publik,” jelas Direktur Utama MOLI, Arief Goenadibrata di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (30/8).
Arief menegaskan, saat ini market share perseroan secara domestik mencapai 53 persen, sedangkan total ekspor sebesar 40 persen dari total revenue atau pendapatan.
“Kami berharap momentum IPO ini bisa meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi,” ujar dia.
Pada pelaksanaan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), kata Arief, perseroan melepas saham ke publik sebanyak 351 juta atau sebesar 15,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
“Sebesar 94,45 persen dana yang diperoleh dari IPO akan disalurkan ke entitas anak untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik serta membeli beberapa mesin baru,” kata Arief.
Sementara itu, lanjut dia, sisanya akan disalurkan kepada entitas anak untuk membangun fasilitas distribusi berupa gudang di daerah Jawa Timur.
“Dengan dicatatkannya saham Madusari di BEI, maka manajemen akan terus berupaya meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” imbuhnya.
Dia menegaskan, alasan perseroan melakukan IPO yaitu agar lebih profesional dalam pengelolaan bisnisnya itu.
“Di samping itu juga, dengan IPO ini agar memiliki standar comply yang tertinggi, makanya tak ada cara lain selain harus menjadi Tbk (terbuka),” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
















