Proyek kereta ringan Light Rail Transit (LRT) rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) yang telah dibangun sejak September 2015 lalu telah mencapai progres fisik 22% secara keseluruhan hingga Oktober ini dan Adhi Karya selaku kontraktor proyek ini sudah menghabiskan dana sebesar Rp 5 triliun. AKTUAL/Munzir

Madiun, Aktual.com – PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun segera memproduksi kereta Light Rail Transit (LRT) tanpa tenaga masinis.

Produksi ini merupakan pesanan dari PT KAI yang nantinya diperuntukkan rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

“Saat ini masih dalam proses pengadaan komponen dan material untuk LRT Jabodebek. Kalau ditanya proses manufacturing-nya belum, tapi proses untuk menggarap proyek itu sudah kami lakukan. Kontrak juga sudah ditangan,” ujar Manajer Humas dan Protokoler PT INK (Persero) Exiandri Bambang Primadani di Madiun, Kamis (27/9).

Menurut dia, jumlah kereta yang akan diproduksi mencapai 31 rangkaian (trainset) atau sebanyak 186 kereta dengan nilai kontrak mencapai Rp3,9 triliun.

“Satu trainset-nya terdiri enam kereta, jadi kalau 31 trainset, total ada 186 kereta LRT,” katanya.

Ia menjelaskan, dibandingkan dengan LRT Palembang, LRT Jabodebek tanpa masinis atau driverless kali ini lebih canggih dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 100 kilometer per jam.

“Ada sedikit penyempurnaan, lebih baik dari LRT Palembang. Kereta ini belum termasuk kereta cepat namun jenis kereta medium speed, yakni maksimal kecepatan bisa 100 kilometer per jam dan menyesuaikan dengan jalur yang dibangun,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan pembuatan kereta LRT tanpa masinis tersebut merupakan komitmen dari beberpa BUMN yang tergabung dalam konsorsium. Dimana PT INKA kebagian untuk membuat fisik keretanya, sedangkan infrastruktur ditangani oleh PT Adi Karya (Persero).

“Latar belakang pembuatan LRT tanpa masinis ini adalah komitmen dari BUMN yang tergabung dalam konsorsium, bahwa LRT Jabodebek harus coba membuat teknologi baru agar penguasan teknologi kita tidak berhenti di situ saja,” katanya.

Dalam proyek ini nanti, PT INKA akan menggandeng beberapa vendor dari Eropa. Sedangkan untuk bahan baku atau material pembuatan kereta LRT Jabodebek, akan dioptimalkan dari dalam negeri.

“Ditargetkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di proyek LRT Jabodebek ini mencapai 50 persen. Jumlah itu meningkat dari LRT Palembang yang TKDN-Nya hanya mencapai 40-45 persen,” kata dia.

Pihaknya memprediksi, proyek tersebut akan segera digarap pada akhir tahun 2018 ini. Hal itu, tergantung dari kesiapan komponen dan material yang dipesannya. Sesuai rencana, proyek tersebut akan rampung pada tahun 2019.

Seperti diketahui, LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah. Proyek itu dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan dalam transportasi masyarakat.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan