Warga melintasi jalan yang sebagian runtuh menuju lokasi longsor di Desa Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (19/6). Tim SAR gabungan bersama relawan terpaksa berjalan kaki sejauh delapan kilometer akibat longsor menggenangi akses jalan dengan lumpur dan air hingga medan jalan sulit untuk dilalui. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc/16.

Banjarnegara, Aktual.com – Kejadian tanah longsor mendominasi bencana di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sepanjang 2018.

Hal ini diungkapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara.

“Bencana tanah longsor paling banyak terjadi sepanjang tahun 2018,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Selasa (18/12).

Dia mengatakan, pihaknya telah menyusun rekapitulasi kejadian bencana mulai 1 Januari hingga 12 Desember 2018. Dari data rekapitulasi tersebut, 136 bencana tanah longsor diketahui terjadi di Banjarnegara sepanjang tahun 2018.

“Selain itu ada juga enam kejadian banjir, 22 bencana angin kencang, satu kali gempa, 46 kebakaran, dan satu erupsi,” katanya.

Total kerugian akibat bencana sepanjang tahun 2018, kata dia, mencapai sekitar Rp30 miliar lebih.

“Akibat bencana tersebut tercatat dua korban jiwa, 49 orang luka-luka. Selain itu ada 378 rumah rusak berat, 307 rumah rusak sedang, 338 rumah rusak ringan, dan 70 rumah terancam,” katanya.

Dengan demikian, kata dia, BPBD Banjarnegara mencatat ada total 917 unit rumah rusak akibat bencana sepanjang tahun 2018.

Selain itu, 65 titik infrastruktur di Banjarnegara juga mengalami kerusakan akibat bencana sepanjang tahun 2018.

“Ada juga sarana kesehatan, pendidikan, budaya dan rumah ibadah yang mengalami kerusakan,” katanya.

Ditambah lagi, kata dia, sawah, peternakan, perkebunan hingga kantor pemerintahan dan swasta juga ada yang mengalami kerusakan akibat bencana.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan