Prajurit TNI-AD yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) dari Yonif 644/Walet Sakti melakukan patroli di hutan perbatasan Indonesia - Malaysia di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, Selasa (8/12). Patroli dilakukan untuk meninjau sekaligus memeriksa keberadaan patok batas negara Indonesia dengan Malaysia. ANTARA FOTO/Ismar Patrizki/nz/15.

Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Kaltara Burhanudin di Tanjung Selor, Sabtu mengatakan, pihaknya memperoleh laporan banyak patok batas antara Indonesia dan Melaysia yang rusak.

Patok yang rusak seperti di Long Nawang, Malinau, namun untuk perbaikan harus dikerjakan oleh satuan tugas pengaman perbatasan (satgas pamtas), katanya.

“Kalau untuk perbaikan itu dari pihak pamtas yang berwenang dan pastinya telah diantisipasi oleh pengawas di lapangan” ujar Burhan.

Burhan mengungkapkan, anggaran perbaikan patok batas diberikan kepada masing-masing operasional pamtas dari pusat. Sedangkan, pihaknya tidak mempunyai anggaran untuk hal tersebut.

Sebab, Badan Pengelola Perbatasan Kaltara bertugas memfasilitasi dan melakukan kordinasi dengan pihak terkait.

“Kita tidak ada anggaran, berdasarkan UU 43 Tahun 2008 menyangkut pemeliharaan patok batas dan pengelolaan pembangunan perbatasan itu wewenang pemerintah pusat,” ungkapnya.

Untuk penyebab rusaknya patok-patok tersebut, ia tak menampik jika sebagian besar karena terkena alat berat negara tetangga yang memang beroperasi di kawasan perbatasan.

“Diperkirakan akibat alat berat yang melintas. Namun, ya kita harap tidak ada unsur kesengajaan di situ, untuk pemeliharaan patok perbatasan kembali ke masing-masing negara, jika diperbaiki tidak berpindah dari posisi yang semula,” harapnya.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby