Warga menggunakan hak pilih di TPS yang menggunakan bus untuk bilik suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 Tegalmulyo, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/12). Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tegalmulyo memanfaatkan bus pariwisata sebagai bilik suara untuk menarik minat warga setempat berpartisipasi dan menggunakan hak pilih pada pilkada serentak di Solo. ANTARA FOTO/Maulana Surya/ama/15.

Sampit, Aktual.com – Seorang pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019 di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimatan Tengah bernama Siti Koniah (43) meninggal dunia pada Jumat dini hari karena sakit.

“Beliau jatuh sakit saat menjalankan tugas mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Beliau meninggal dini hari tadi di rumah sakit,” kata Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kotawaringin Timur Muhammad Tohari di Sampit, Jumat (26/4).

Siti Koniah merupakan pengawas TPS 06 Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Telaga Antang. Dia dikenal aktif dan bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengawas pemilu, khususnya mengawasi TPS yang menjadi wilayah tugasnya.

Pelaksanaan pemilu kali ini yang dinilai lebih berat dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya, dikeluhkan banyak pihak. Proses penghitungan suara memakan waktu cukup lama, bahkan ada yang sampai dini hari sehingga menguras waktu, tenaga, dan pikiran.

Kondisi itu pula, katanya, yang mungkin dirasakan Koniah karena sebagai pengawas, dia harus menjalankan tugas mengawasi dengan benar untuk memastikan tidak terjadi kecurangan selama tahapan berlangsung di TPS yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengawasi.

Tohari menceritakan pada 18 April 2019 pagi hari atau satu hari setelah pencoblosan, sebelum menerima salinan C1, Koniah meminta dan memohon izin agar panwaslu desa melanjutkan tugasnya mengawasi TPS 06 karena dia merasa tidak enak badan dan kepalanya pusing.

Artikel ini ditulis oleh: