Jakarta, aktual.com –  Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman, mengingatkan para demonstran yang ada di depan Gedung KPU agar tidak melanggar aturan dalam melaksanakan aksinya. Dua kelompok massa dari kubu yang berseberangan itu adalah, Forum Umat Islam dan Gerakan Jaga Indonesia.

“Yang jelas, jangan melakukan hal yang melanggar peraturan perundang-undangan,” katanya di dalam Gedung KPU, Jakarta, Jumat (1/3).

Forum Umat Islam dalam aksi kali ini menuntut KPU untuk menyelenggarakan pemilu bersih, jujur, adil tanpa kecurangan. Sedangkan Gerakan Jaga Indonesia menggelar aksi sebagai respon atas aksi massa Forum Umat Islam.

Gerakan Jaga Indonesia menganggap aksi yang dilaksanakan Forum Umat Islam tersebut sebagai intimidasi terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan dirinya tidak bisa menemui perwakilan pendemo karena masih banyak kerjaan di KPU yang harus diselesaikan. Dirinya juga tengah memiliki agenda di luar yang harus dipenuhi.

Menurut dia, perwakilan pendemo kemungkinan akan diterima oleh Komisioner KPU lainnya. “Mungkin pak Wahyu yang menerima. Harusnya pak Wahyu tiba di Cengkareng pukul 11, tapi karena pesawat ‘delay’ mungkin setengah dua siang baru tiba.” Arief berharap demo berlangsung damai.

Arief mengatakan, mengantisipasi pemilu tanpa kecurangan tentu melibatkan banyak pihak. Bukan hanya penyelenggara pemilu, tapi juga antisipasi dari peserta pemilu terhadap pendukung-pendukungnya, juga pantauan pihak keamanan.

“Setiap anda menggunakan hak pilih, itulah saatnya anda melakukan hal baik untuk bangsa ini. Kalau ada yang tidak baik jangan dipilih,” ujarnya.

Arief sepakat bahwa pemilu damai harus berlangsung dengan damai, jujur, adil dan tanpa kecurangan. “Sejak kami dilantik, kami memang dilarang curang. Tentu saja kami setuju dengan tuntutan itu,” ujarnya.

Sementara itu, pendemo dari kedua kubu hingga pukul 14.00 terus mengalir di depan Gedung KPU RI Jakarta, di Jalan Imam Bonjol.

Massa aksi dari FUI datang berjalan secara berombongan dari titik kumpul di Masjid Sunda Kelapa. Shalawat Nabi dilantunkan massa aksi saat berjalan menuju KPU. Pakaian warna putih mendominasi massa aksi tersebut.

Sementara massa aksi Gerakan Jaga Indonesia sebelumnya menggelar pemasangan 500 bendera di sepanjang jalan menuju KPU.

Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan 4.039 personel gabungan Polri, TNI dan instansi pemerintah diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut.

Aparat juga menyiapkan kawat berduri untuk memisahkan dua kelompok massa dari kubu yang berbeda tersebut saat menyampaikan aspirasinya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin