Alat berat dioperasikan untuk mengeruk sampah dan limbah di aliran Sungai Citepus yang bermuara di Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/3). Berdasarkan data Pemerintah Jawa Barat, setiap tahun diperkirakan sekitar 8.000 ton sampah mengotori Sungai Citarum dan daerah alirannya seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus di Kota Bandung. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/16

Bandung, Aktual.com – Presiden RI Joko Widodo menuturkan penanganan penanggulangan pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, akan menjadi percontohan bagi penanganan DAS lainnya seperti DAS Bengawan Solo dan DAS Brantas.

“DAS Citarum akan jadi contoh bagi das lainnya. Akan kita foto copy ibu bapak sekalian, kita foto copy di DAS Bengawan Solo, di sungai Berantas dan lain-lain,” kata Presiden Joko Widodo usai meninjau Kilometer Nol DAS Citarum, Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2).

Dia mengatakan tanggal 1 Februari 2018 revitalisasi di DAS Citarum resmi dimulai yakni di kawadan Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

“Ini pekerjaan besar, saya ingatkan sekali lagi ini pekerjaam besar. Tidak mungkin dikerjakan sehari dua hari atau setahun dua tahun,” kata dia.

Pemerintah, kata Presiden, sudah menghitung waktu untuk merevitalisasi DAS Citarum yakni membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun dari sekarang. “Sudah kita hitung dari hulu, tengah dan hilirnya akan bisa selesai Insha Allah dalam tujuh tahun,” kata dia.

Ia menuturkan salah revitalisasi DAS Citarum yang dilakukannya pada hari ini adalah dengan penanaman pohon ekologis dan ekonomis di hulu Sungai Citarum.

“Februari ini di mulai di bagian hulunya. Tadi alhamdulillah ada penanaman tanaman ekologis dan ekonomis,” kata dia.

Tanaman ekonomis dan ekologis yang ditanam di hulu Sungai Citarum olehnya adalah pohon jenis rasamala, puspa, manglod, damar dan lain-lain.

“Untuk pohon-pohonnya tadi itu sangat bagus ada rasamala, puspa, manglid, ada saninten, damar, dan kalau tanaman yang ditanam itu tumbuh itu maka akan jadi endemik atau tanaman lokal,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara