Umat Hindu menggelar ritual suci Tawur Kesanga jelang perasaan Nyepi di Pura Agung Wira Satya Buana, Jakarta, Senin (27/3). Kegiatan ritual tersebut digelar untuk menyucikan alam semesta beserta isinya dan meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya, serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana). AKTUAL/Tino Oktaviano
Umat Hindu menggelar ritual suci Tawur Kesanga jelang perasaan Nyepi di Pura Agung Wira Satya Buana, Jakarta, Senin (27/3). Kegiatan ritual tersebut digelar untuk menyucikan alam semesta beserta isinya dan meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya, serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana). AKTUAL/Tino Oktaviano

Denpasar, AKtual.com – Majelis-majelis agama di Bali kembali sepakat mengusulkan penghentian internet selama 24 jam saat Hari Suci Nyepi pada 7 Maret mendatang.

“Tujuan penghentian internet itu sama dengan tahun lalu supaya umat Hindu dapat khusyuk melaksanakan hari Nyepi dan menjaga supaya tidak ada provokasi, tidak ada bahasa-bahasa (medsos) yang tidak baik ketika Nyepi,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Rabu (20/2).

Menurut Sudiana, pada Nyepi tahun-tahun sebelumnya seringkali saat Nyepi itu muncul fitnah, ujaran kebencian, dan kata-kata penghinaan yang dikirim orang-orang tak bertanggung jawab di media sosial, bahkan sampai berujung terjadi perkelahian.

“Dengan tidak ada internet tahun lalu, hampir tidak ada ‘cacat’ Nyepi. Mudah-mudahan dengan usulan internet mati, Nyepi menjadi lebih baik serta umat yang ada di Bali menjadi lebih tenang dan tentram apalagi berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2019,” ucapnya yang juga Rektor IHDN Denpasar.

Sudiana menambahkan, dengan internet dimatikan juga mendukung umat Hindu dalam menjalankan “Catur Brata Penyepian”, terutamanya mengistirahatkan diri, pikiran dan perkataan demi meningkatkan spiritualitas umat.

Artikel ini ditulis oleh: