Jakarta, Aktual.com – Jajaran direksi PT Bank BNI Syariah kompak ramai-ramai kritik kebijakan pemerintah yang selama ini dianggap tidak berpihak terhadap kemajuan industri perbankan syariah.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Iman Teguh Saptono misalnya. Dia menyoroti soal sikap pemerintah yang selama ini minta perbankan menurunkan suku bunga. “Tapi mereka lepas sukuk (obligasi syariah) di bunga tinggi, 8,3 persen. Sehingga saat kami mau jual, pasti bagi hasilnya di atas single digit,” kritik dia, di Bogor, Sabtu (20/2).

Kata dia, kondisi ini akan terus terjadi. Sebab menurutnya OJK, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) tidak pernah akur. Yang pada akhirnya malah merugikan perbankan syariah.

“Kami ingin pemerintah kritis juga. Tapi yang ada saat ini, lapangan Banteng (Kemenkeu-OJK) sama Thamrin (BI) tidak pernah akur,” tukas Imam.

Dia juga menyorot bank-bank yang mau menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR), karena kondisinya terpaksa. Dengan begitu penyaluran mereka bukan didasari perencanaan kuat, tapi semata-mata memenuhi target. Dampak, rasio kredit macet juga melonjak.

“Karena sebagian kakinya diinjak pemerintah. Maka mereka menyalurkan KUR itu bukan ‘by market’ (berdasar kebutuhan pasar), melainkan ‘by target’,” tegas dia.

Dalam sebulan, untuk bank seperti BNI dituntut untuk menyalurkan KUR sebesar Rp970 triliun. Tapi untuk Bank Mandiri dan BRI bisa lebih banyak lagi.

Apalagi dengan suku bunga 9 persen, dampaknya bank-bank yang mempunyai produk kredit usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bakal kalah dari KUR, karena bunganya pasti lebih besar.

Di tempat yang sama, Direktur Utama BNI Syariah menuding pemerintah belum sungguh-sungguh bantu perbankan syariah. Tidak seperti negeri tetangga Malasyia. Di sana bank syariahnya cukup kuat.

“Pemerintah tidak pernah menyimpang dana APBN-nya di bank syariah. Tidak seperti di Malaysia, semua dana-dana pemerintah ditaruh di perbankan syariah, yang menjadi dana utama. Sehingga bank syariahnya kuat,” cetus dia.

Terkait pengelolaan dana haji, Dino juga heran masih banyak dana haji yang diparkir di perbankan konvensional. Padahal itu ranahnha bank syariah. “Saat ini di bank syariah cuma ada Rp30 triliun dari total Rp72 triliun dana haji,” tegas Dino.

Artikel ini ditulis oleh: