Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Meski di akhir pekan cenderung melemah namun laju IHSG masih dapat mencatatkan positif sepanjang pekan lalu. Masih adanya aksi beli yang ditopang sejumlah sentimen positif turut mendukung bertahannya IHSG di zona hijau. Pergerakan IHSG di pekan kemarin menguat 0,71 persen atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang menguat 1,16 persen. Adapun high level yang diraih mencapai 6186,05 di atas sebelumnya di 6157,30 dan level terendah yang dicapai mencapai 6069,16 dari sebelumnya 6064,83.

“Adanya imbas pelemahan bursa saham global di akhir pekan sebelumnya memicu terjadinya aksi jual, terutama investor asing yang tercatat mengalami kenaikan jual bersih di awal pekan. Kembali melemahnya laju Rupiah yang dibarengi dengan pelemahan pada pasar obligasi yang ditandai dengan meningkatnya imbal hasil serta pelemahan pada sejumlah bursa saham Asia turut menekan IHSG,” ujar analisis pasar modal Reza Priyambada dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (16/12).

Positifnya laju bursa saham AS dan harapan sebagian pengamat agar IHSG mampu kembali rebound belum juga berimbas pada IHSG yang kembali melanjutkan pelemahannya. Adanya sejumlah berita positif dari para emiten dan langkah pemerintah dalam mengoptimalkan kebijakannya dalam APBN 2019 belum direspon positif. Berkurangnya aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berkurangnya pelemahan Rupiah turut membantu IHSG kembali ke zona hijaunya. Tidak ketinggalan, pergerakan sejumlah indeks saham Asia yang menguat setelah merespon pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS turut menambah sentimen positif.

“Pergerakan bursa saham global dan bursa saham Asia yang menguat; kenaikan Rupiah; dan masih adanya sejumlah berita positif emiten turut menambah sentimen positif IHSG,” jelasnya.

Pasca kenaikan, laju IHSG berbalik melemah di akhir pekan seiring pelemahan bursa saham AS setelah terjadinya aksi ambil untung. Aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berbalik melemahnya Rupiah memberikan tekanan pada IHSG.

“Asing mencatatkan nett sell Rp 2,31 triliun dari pekan sebelumnya nett sell Rp 764,91 miliar. Kembalinya aksi jual membuat IHSG tercatat jual bersih asing Rp 48,81 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp 46,51 triliun (YTD),” pungkasnya.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka