Sepasang wisatawan memperhatikan siluet Gunung Rinjani saat "Sunrise" (matahari terbit) di pinggiran pantai Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (24/2). Gili Trawangan adalah satu dari tiga pulau kawasan wisata Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara sepanjang tahun. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/ama/17

Jakarta, Aktual.com – Para pelancong asal Indonesia ternyata menduduki rangking tiga besar dunia untuk pemanfaatan alat digital saat merencanakan, memesan, dan melakukan perjalanan, demikian laporan platform travel niaga terkemuka di dunia, Travelport di Jakarta, Selasa (14/11).

“Ini hasil survei terhadap wisatawan global dengan 11.000 responden di seluruh dunia,” kata Managing Director Asia Pacific Travelport, Mark Meehan dalam siaran pers.

Menurut Mark, survei wisatawan global ini dilakukan terhadap mereka yang tahun lalu setidaknya telah melakukan minimal satu kali perjalanan pulang pergi menggunakan moda transportasi udara.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa wisatawan Indonesia sangat menyukai dan menghargai pengalaman digital yang baik, yang disediakan oleh maskapai penerbangan.

Hal ini menunjukkan kegemaran dan kecenderungan wisatawan Indonesia menggunakan alat digital di setiap bagian dan proses ketika mereka melakukan perjalanan: Mark memberikan contoh, saat merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia menyukai kegiatan penelitian untuk membuat rencana perjalanan, 93 persen menggunakan video dan foto dari media sosial (rata-rata Asia Pasifik adalah 76 persen), 71 persen menggunakan pencarian suara atau voice search (kedua setelah China di 72 persen) dan 84 persen masih lebih memilih untuk berkonsultasi dengan agen perjalanan profesional.

Mark juga menyebut, peringkat wisawatan digital tersebut mencakup peringkat wisatawan digital, yakni India, Cina dan Indonesia berada di puncak klasemen sebagai negara dengan pelancong paling bergantung pada alat digital di seluruh dunia.

Oleh karena itu, Mark menyebutkan, “Temuan ini menunjukkan pentingnya alat digital bagi wisatawan sepanjang perjalanan mereka. Kami mengidentifikasi, adanya kebutuhan bagi industri perjalanan dan perhotelan global senilai 7,6 triliun dolar AS ini, untuk beradaptasi secara terus menerus untuk memberikan layanan yang responsif, relevan dan tepat waktu bagi pelanggan,”.

Sektor pariwisata Indonesia sendiri, tambah Mark, bertumbuh 25,68 persen sepanjang tahun ini, melampaui kawasan Asia Pasifik dan pasar negara berkembang lainnya.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara