1 of 9

Aktivis Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974, menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan.

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) l, Hariman Siregar, saat berpidato dalam peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. Hariman Siregar menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) l, Hariman Siregar, saat berpidato dalam peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. Hariman Siregar menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kelompok seni Guntur saat usai saat melakukan baca puisi saat dalam peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. Hariman Siregar menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kelompok seni Guntur saat usai saat melakukan baca puisi saat dalam peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. Hariman Siregar menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari), Hariman Siregar, bersama Tokoh Politik Akbar Tanjung saat peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. AKTUAL/Tino Oktaviano

Penyanyi Glen Fredly saat memeriahkan peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. AKTUAL/Tino Oktaviano

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) l, Hariman Siregar, saat berpidato dalam peringatan HUT ke-19 Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan peringatan 45 Tahun Peristiwa Malari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1/2019) malam. Hariman Siregar menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami hakikat demokrasi. Tak hanya demokrasi prosedural, tetapi hakikat demokrasi, yakni menyejahterakan rakyat dengan pemerataan pembangunan. AKTUAL/Tino Oktaviano
(Tino Oktaviano)