Pekerja membereskan stok beras di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Ketua MPR Zulkifli Hasan minta pemerintah untuk membatalkan rencana impor beras. Karena pelaksanaan impor yang dilakukan bersamaan dengan panen raya akan merugikan petani. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, pemerintah harus memastikan target produksi beras pada November dan Desember 2018 tercapai agar tidak terjadi gejolak harga pangan yang kemudian meningatkan inflasi.

“Pemerintah harus memastikan produksi beras November-Desember sesuai target. Pemerintah perlu memerhatikan daerah-daerah yang akan panen pada bulan tersebut untuk memastikan panen berhasil, dengan cara pengendalian hama dan mitigasi banjir,” ujar Peneliti INDEF Rusli Abdullah saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Pada November dan Desember 2018, produksi beras ditargetkan masing-masing mencapai 1,5 juta ton. Potensi surplus beras 2,85 juta ton pada 2018 sebagaimana yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pun dapat terpenuhi apabila target produksi beras tidak meleset.

Kendati demikian, Rusli menilai target produksi beras tersebut cukup berat untuk dicapai karena akhir tahun adalah musim tanam raya, bukan panen raya.

“Selain itu, ancaman banjir akibat musim hujan menjadi salah satu faktor penyumbang gagal panen,” kata Rusli.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid