Almarhum Edhi Sunarso (Istimewa)

Jakarta-Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Hariyono mengapresiasi atas film dokumenter berjudul Tiga Patung karya sutradara Erlan Basri tersebut, karya ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pancasila.

“Film yang bagus dan inspiratif. Melalui film semi dokumenter tersebut kita bisa belajar sejarah serta terinspirasi untuk berkarya lebih baik” ujar Prof.Hariyono dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (13/11).

Seperti diketahui Film documenter ini menceritakan tentang keinginan Bung Karno sebuah sejarah dibalik proses pembuatan Tiga Patung besar karya Edhi Sunarso, ketika menyambut Asian Games ke IV tahun 1962.

Tiga Patung itu adalah monumen Selamat Datang, Dirgantara di perempatan Pancoran, dan Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng.

“Patung sebagai karya seni tiga dimensi mampu menjelaskan sosok Presiden Soekarno yang memiliki rasa seni serta ide brilian dalam mendorong seniman untuk menggali potensi yang dimiliki secara maksimal tanpa terhalang oleh keterbatasan fasilitas termasuk kondisi finansial,” ucapnya.

Menurut dia, konsekuensinya seniman sekelas almarhum Edhi Sunarso yang sebelumnya tidak berpikir besar dipaksa untuk berani kembangkan potensi kreatif melebihi daya tanggung seniman pada umumnya.

“Tiga Patung yang diangkat mampu menggambarkan situasi zaman serta harapan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Kepercayaan dan kebanggaan diri sebagai bangsa besar dapat tumbuh setelah melihat film ini,” ungkapnya.

Untuk itulah kata Prof Hariyono bahwa film tiga patung layak menjadi salah satu bahan ajar sejarah, Pancasila maupun humaniora. Melalui film semi dokumenter ini penonton, khususnya siswa dan mahasiswa dapat menstimulasi berpikir besar dan berusaha menghasilkan karya besar.

“Semoga para pendidik dapat memanfaatkan film ini sehingga pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby