Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/12) dibuka melemah, masih terimbas kebijakan the Fed yang menaikkan suku bunga.

IHSG BEI dibuka melemah 30,93 poin atau 0,50 persen menjadi 6.116,94. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,01 poin atau 0,71 persen menjadi 978,05.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan kenaikan suku bunga Fed yang keempat pada tahun ini sebesar 25 basis poin menjadi biang utama tertekannya bursa saham global, termasuk IHSG.

“The Fed yang melakukan aksi pengetatan sekaligus pandangan dovish membuat pasar diselimuti ketidakpastian sehingga menjadi kendala terjadinya aksi ‘window dressing’ tahun ini,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate (7-DRRR) di level enam persen dapat membantu IHSG tidak tertekan terlalu dalam.

“Tingkat suku bunga saat ini diyakini mampu untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik,” katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei melemah 303,90 poin (1,49 persen) ke 20.088,68, indeks Hang Seng melemah 294,05 poin (1,15 persen) ke 25.329,47, dan indeks Strait Times melemah 18,72 poin (0,61 persen) ke posisi 3.031,90.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: