Sejumlah prajurit TNI berbaris pada gladi bersih peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, (3/10/2015). Tema peringatan HUT ke-70 TNI "Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiiri dan Berkepribadian." AKTUAL/Jefri Tarigan

Jakarta, Aktual.com – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-71 tahun ini tidak disertai dengan aksi unjuk kebolehan alat utama sistem persenjataan (alutsista).  HUT TNI yang jatuh pada 5 Oktober lusa juga tidak disertai dengan upacara besar-besaran sebagaimana tahun 2015 silam.

“Tahun 2015 kita sudah tunjukkan semua alutsista terbaru yang sekarang belum ada yang baru. Tahun 2017 nanti akan datang lagi sehingga upacara dilakukan dengan demonstrasi parade defile dilakukan 2017 nanti,” jelas Gatot di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (2/10) kemarin.

Disampaikan, salah satu alasan tidak adanya parade alutsista adalah karena tahun ini TNI tidak memiliki persenjataan baru. Demonstrasi alutsista baru akan dilaksanakan pada perayaan HUT TNI ke-72 tahun 2017 mendatang. Pihaknya memahami ketiadaan persenjataan baru ini karena kondisi negara yang sedang membangun (infrastruktur) dan masih membutuhkan dana besar.

Pada HUT TNI 2016 kali ini, TNI memilih mengadakan pagelaran seni wayang orang bertajuk ‘Satha Kurawa’ di Theater TIM Cikini. Digelarnya pagelaran seni wayang orang atas kerjasama TNI dengan sejumlah artis dan seniman ini disebutkan Gatot sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yakni wujudkan bangsa yang berkepribadian dan berkebudayaan.

“Ada yang wayang kulit, ada tarian, ada drama kolosal di setiap Kotama bersama dengan masyarakat karena tema kita tetap bersama rakyat TNI kuat dan profesional,” katanya.

Satha Kurawa yang diangkat dalam pagelaran kali ini dimaksudkan menjaga kehidupan gotong royong menjadi budaya Indonesia. Bagaimanapun bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai aliran darah gen patriot. Tiap daerah dari Sabang sampai Merauke juga mempunyai tarian perang khas tiap suku dan mempunyai senjata.

“Sata Kurawa ini ceritanya menarik berawal dari karena sakit hati seorang wanita menimbulkan dendam, kemudian bertekad untuk membunuh semua keturunan dari orang yang dia dicintai tapi tidak bisa dia miliki. Kita perlu mewujudkan perdamaian agar tidak terjadi perang dan prajurit berperang hanya untuk negara,” ucap Gatot.

Kegiatan HUT TNI ke-71 di TIM Cikini sendiri dihadiri sejumlah pejabat negara. Diantaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno dan mantan Wakil Presiden Boediono.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid